Kamis, 05 Januari 2017

Masih Menunggunya 6



“Hayoo…. Siapa tadi?” Ella terkejut, bibirnya pucat, mungkin dia piker aku ini Riza(si pelapor ustadzah itu)
“Ara, kamu bisa tidak, jangan buat orang kaget haaa!!”
“lagi-lagi dimarahi? Haduuuh…” aku menekuk bibirku, ella memang begitu sikapnya “Menyebalkan”. Tapi tetap saja dia adalah teman terbaikku, aku tahu itu tanpa dimintapun Ella sigap menceritakan pengalamannya 10 menit lalu.
“Ara, kak Ari sudah menerimanya” muka ella yang selalu memerah ketika mulai bicara tentang si abang muka pas-pasan itu (Ari).
“apa yang kau berikan padanya ?” tanyaku semakin penasaran , namun saat itu entah mengapa wajah Ella tertunduk ,mungkin dia malu(tapi tidak mungkin), mungkin takut (tapi apa yang ditakutinya), atau hanya sebuah ekspresi perasaan bahagia nya?...
Suara lirih itu perlahan mulai terdengar “ aku memberiya jam tangan, untuk hadiah dan ku katakan bahwa jam itu adalah hadiah kelulusan untuk nya “ muka ella bahagaia sekali saat menceritakan hal itu .
“lalu bagaimana responnya?”
“dia menerimanya, bahkan dia langsung memakainya, kamu tahu ra apa yang dikatakannya padaku ?,”
“hmmmmm… tidak aku tidak tahu “ aku menghela nafas
“ahhh araaa….!!”
Ya benar kan tapi, aku memang tak mendengarkan obrolan kalian?” aku tertawa meledek Ella yang sedang dimabuk asmara
“iya juga si ra, ahh lupakan saja, tadi kata kak ari gini ra, “terimakasih ya la hadiahnya, belajar yang tekun, lanjutkan hafalannya, lulus dengan nilai baik, dan jaga diri baik-baik ya “. Aku senang sekali la dengan kata kata itu “
“waaah itu nasihat darinya ?” tanyaku penasaran
“iya ra, aku semakin tak mengerti atas sikapnya itu “ ella mulai berpikir tentang ari yang juga menyuka padanya
“ ya sudah la biarkan saja, selama kamu masih bias menjaga hati dan pikiran mu itu . nasihatnya boleh kau simpan sebagai motivasi belajarmu saat dia sudah tidak lagi di sini”
Percakapan kami berhenti saat matahri mualai bergerak 30° kearah barat, dan kami mulai beranjak kembali ke asrama.

***

Langit berselimutkan jingga yang indah , elok dilihat mata. Ingat bukan ada pepatah yang mengatakan “ setiap pertemuan pastilah ada perpisahannya” dan inilah perpisahanku dengan teman baikku, teman yang masih saja menyimpan rasa untuk pujaan hatinya , teman yang cinta sejatinya tak terkalahkan oleh romeo dan Juliet, teman yang selalu sedikit ceria walau saat hatinya sedang hancur diluluhlantakkan oleh perasaannya sendiri. Teman yang hampir terbunuh oleh cintanya sendiri. Tapi tetaplah bagiku dia adalah teman yang hebat dan dia adalah “ inspiring ladies” hahaha….

Tiba-tiba ada Sosok laki-laki dengan badan tegap, tampan. langkah kakinya yang menghentikan lamunanku . laki-laki itu adalah ayahku yang tengah menjemputku. Hati ini memang tak bisa dibohongi . gelisah itu pasti takut itu tentu , tapi bukankah semua itu tetap akan indah ketika dijalani dengan ridho NYA.
Aku mulai memasuki kamar untuk berpamitan pulang, membawa barang-barangku yang akan aku bawa pulang, membawa kenangan, kenagangan pahit, kenangan indah dan semua kejadian-kejadian.
Saat itu teman terbaikku sedang pergi mengantar ustadzah kami yang sedang sakit ke bidan untuk diperiksa.  Hal ini lah yang membuatku sedih. Karena aku tak sempat berpamitan untuk teman terbaikku, baiklah ini bukan lah pertemuan akhir ini hanyalah sebuah penundaan persahabatan jadi jangan pernah khawatir tentang saat dimana kau tak lagi dapat melihatnya. Karena aku percaya dengan kehendaknya pastilah aku akan bertemu.

Perpisahan yang singkat,tak sampai sempat hanya mengatakan kata “ Sampai Jumpa kembali “, Hilang begitu saja tanpa ada kata dan lambaian tangan. Entah kemana arah mereka pergi , yang pasti satu, mereka semua mengejar cita-cita mereka, impian mereka. Sama seperti aku yang sudah mulai merancang jalan kehidupan yang nantinya akan aku jalani. Aku mulai menata kehidupan baru, muali beradaptasi dengan teman baru, lingkungan baru, masyarakat yang belum banyak kita kenal.
Aku mulai menginjakkan kaki di Sekolah menengah atas. Lalu bagaimana dengan kabar temanku Ella?
Entahlah, sampai saat ini pun aku belum pernah mendengar kabar darinya , aku pun tak peranah bertemu ataupun meluangkan sedikit waktu untuk mengunjunginya . semua itu bukan karena jarak yang jauh , tapi kerena komunikasi yang tidak terjaga. Bahkan ketika jarak antar tempat tinggal di SMA dengan asrama ella dihitung hanya mencapai 1 km. aku sanagat merindukannya, rindu melakukan hal-hal konyol , menanti adzan magrib di tepi sungai. Menikmati indahnya senja bermain air, bersama-sama ketika dipanggil di ruang kepala sekolah, entahlah, meskipun itu bukan hal yang baik untuk dilakukan tapi aku dan Ella acapkali melakukannya , kabur dari asrama hanya untuk 1 mangkok mie ayam favorit kami. Tapi waktu tetaplah waktu , waktu tetaplah akan berjalan maju, bukan berjalan mundur dan bahkan bisa di pause.  tetaplah meyakin karena semua yang kami lakukan sekarang ini adalah yang terbaik untuk kami. Karena setiap peristiwa pastilah akan ada hikmah dibalik semua itu.

Dulu aku pernah dating ke sekolah untuk mengambil ijazah dan sekedar bersilaturrahmi kepada guru-guru di sekolah, namun saat itu aku tidak menemukan Ella disekolah, ketika bertemu dengan amah fitri, bendahara sekolah sekaligus pengurus di asrama putri 2. Aku menanyakan kabar Ella, dan ternyata memang saat itu Ella sedang izin tidak sekolah karena ada acara di keluarganya,yah dengan hati kecewa hari ini usaha plus-plus ku untuk bertemu Ella batal total, dan akhirnya aku memutuskan untuk menitipkan salam, dan hanya salam yang dapat aku berikan kali ini. Walaupun hanya salam tetap saja aku senang bias bersua dengan para guru-guru yang dulu pernah juga memarahiku karena tindakan cerobohku.

Aku masih saja berharap dapat bertemu dengan Ella kembali, dapat berbincang satu sama lain, dan satu hal yang sangat aku inginkan adalah menanyakan pada ella “Apakah kau masih menunggunya?” itulah pertanyaan yang sangat ingin ku ketahui jawabannya. Aku berharap perasaan itu sudah hilang, agar Ella dapat focus untuk persiapan Ujian Nasionalnya. Tapi entahlah, semua rasa itu datangnya dari yang maha Cinta dan yang maha memberikan perasaan. Kita sebagai manusia hanya bias menjaganya dan menutupinya hingga waktu yang terbaik akan datang seiring berjalannya waktu.

Bersambung .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar