Selasa, 22 Agustus 2017

FLP I'm Coming



KELUARGA BARU, PENGALAMAN BARU, SEMANGAT BARU, MENULIS LAGI ^^

15 Agustus 2017,
Aku memutuskan untuk mendaftar menjadi salah satu anggota FLP bandarlampung.  Impian lama yang akhirnya terwujud.  Saat itu aku menghubungi mba Novri sebagai salah satu Sumber informasi open recruitment FLP Bandarlampung. 

Aku pikir tanggal 15 menjadi akhir dari pendaftaran.  Eh,  ternyata pendaftaran dimundurkan hingga 18 Agustus 2017. Hal ini sontak membuat aku tertawa sendiri,  karena di tanggal 15 itu nenekku meninggal.  Makanya aku yang saat itu masih di kampung tanpa ATM dan signal internet memutuskan untuk menelpon seorang teman,  meminta tolong transfer untuk pelatihan kepenulisan dan pelantikan FLP. 

Oke,  tanggal 15 aku sudah resmi menjadi calon anggota FLP.  Setelah memberikan bukti transfer kepada mba Novri.

19 Agustus 2017, Sabtu.
Pagi itu matahari enggan keluar,  mungkin dia murka atau memberi berkah.  Karena gerimis datang menghambur di kota bandarlampung.  Padahal sudah 30 menit berlalu kakiku sudah siap melangkah keluar rumah.  Sesekali aku menatap langit memastikan hujan mereda, tapi buliran air itu masih suka mencipta rindu pada tanah.

Hari ini adalah hari pelatihan menulis FLP yang diadakan di rumah albi alfamart kimaja. Jarak tempuh dari rumah ke lokasi kurang lebih 3 km.  acara ini akan dimulai pukul 08.00, maka aku harus hadir sebelum pukul 08.00. berikut adalah gambar lokasinya:


Pukul 07.30 aku memutuskan untuk berperang dengan gerimis. Aku memutar gas motor dan melaju dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan air hujan semakin riuh menyerang. Tapi aku masih semangat menatap jalanan.

Sesampainya di sana, aku hanya menemukan seorang peserta. Namanya Nisda. Dia menggunakan jilbab abu-abu dan wajahnya putih. Selain Nisda, ada juga beberapa panitia yang tengah menyiapkan jalannya acara. 


Jam di ponselku telah menunjukkan angka 08.00 tapi belum banyak peserta yang hadir. Beberapa panitia juga masih menyiapkan acara.  Hingga akhirnya ada umi Naqiyyah Syam hadir.  Seorang founder Tapis Blogger dan sekaligus menjadi pemateri pada hari ini. 


Materi pertama diisi oleh umi Naqiyyah Syam dan juga beberapa teman FLP. Materi ini berisi tentang bagaimana proses terbentuknya FLP. Semua berawal dari Helvy Tiana, Asma Nadia dan Maimun yang ingin mencoba menghidupkan dunia literasi di Indonesia. 

Hayoo,,, dari tadi ngomongin FLP sebenarnya udah pada tahu belum nih apa itu FLP. FLP itu singkatan dari Forum Lingkar Pena. Nah loh, ada pena-penanya, dan ini merupakan forum.  Yang ada dipikiran saya waktu itu si FLP adalah organisasi para penulis-penulis gitu. FLP sendiri memiliki 3 pilar yaitu: Keislaman, Keorganisasian dan Kepenulisan.

FLP memilih pilar keislaman adalah agar para penulis yang berada dalam lingkaran FLP akan dididik menjadi penulis yang menyampaikan kebenaran. Karena seperti yang kita tahu bahwa islam adalah agama yang dipenuhi dengan kebenaran.  Sedangkan untuk pilar kepenulisan, tentunya dipilih FLP karena FLP merupakan forum lingkaran orang-oarang yang menykai dan ingin masuk dalam dunia kepenulisan.  Kemudian untuk pilar keorganisasian dipilih FLP adalah agar FLP tidak hanya ada saat Bunda Helvy dkk membuat suatu forum. Tapi FLP ingin forum ini menjalur kepada seluruh masyarakat baik Indonesia itu sendiri ataupun manca negara. Sesuai dengan yang diinginkan bunda Helvy dkk, yaitu menghidupkan dunia literasi. Maka jelas sudah keorganisasian sangat dibutuhkan dalam FLP untuk tetap menghidupkan FLP, dan menambah jaringan-jaringan baru FLP, hingga mencapai tujuannya.

Materi sejarah FLP ini berlanjut dengan materi tentang dunia blog, yang tentunya masi diisi oleh umi Naqiyyah Syam, yang ilmu dunia per bloggerannya insyAllah mantab habis… Aku mendapatkan tiga hal penting pada materi ini; 1) hiasi konten blog dengan informasi yang baik 2) membranding diri 3) membuat portofolio yang keren uey ,,

Materi kedua diisi oleh bapak teknik yang merapel penyair yaitu Kak Angga, apa yang ada dipikiran kalian ketika diperintahkan menulis puisi dalam dua menit. Ihh,, seriusan deh ini benar-benar jadi momen paling uwow,,, aku ngga bisa mikir seketika, dan entah apa yang aku tulis itu aku ngga tahu. Tapi kak Angga benar-benar mantab. Satu hal yang aku dapatkan dari materi ini; yaitu puisi harus bisa dideskripsikan. Memang hanya kita yang tahu bagaimana perasaan saat menulis puisi, tapi ingatlah. Kita akan membuat karya yang akan dibaca oleh orang lain, jadi harus jelas. Buat agar pembaca memahami apa yang hendak kita sampaikan.




Oke, ruangan mulai panas, panas sekali. Sampai akhirnya kertas menjadi pelampiasan kegerahanku.  Materi selanjutnya adalah materi dari kak Fitri, eh Bunda Fitri. Ini nih sekanceannya umi Naqiyyah, si emak-emak hebat dan cerdas nih.  Beliau banyak memberikan wejangan nih, dan aku,,, dapat hadiah buku karya beliau loh…Noh potonya bukunya…




Ingat, hari ini aku bahagia punya keluarga baru

Hari Kedua

Sayang beribu kali sayang, aku harus terlambat di hari kedua. Karena aku berangkat dari Metro. Dan itu jelas membutuhkan waktu yang sangat lama. Hari kedua diisi oleh materi yang tak kalah keren dengan hari pertama.

Materi pertama diisi oleh kak Izzah Aniisa seorang penulis cerita anak. Wawww mantab kan, sayangnya saya terlambat sedikit. Dan saya kurang sering baca buku cerit anak.
 
Materi kedua diisi oleh orang yang penuh dengan semangat, siapa dia klaau bukan bang Adian. Beliau pernah bekerja di lampung POST materi beliau tentang jurnalistik. Dan kalian tahu kata-kata yang saya ingat sampai sekarang adalah “Jurnalisme adalah Fakta”.

Materi ke tiga diisi oleh orang yang keren juga nih, siapa dia… jeng jeng jeng… adiknya uncle di ODOP. Heheh becanda. Beliau adalah bang Alexander, kalian tahu waw penampilannya cocok banget jadi seorang sastrawan surelis eh gitu deh kalau ngga salah sebutannya. Beliau sejenis uncle deh … jangan tanya siapa uncle tapi uncle adalah sastrawan hebat menurut aku hehe …

Oh iya bang Alexander ini mengajarkan kita bagaimana menulis kalimat yang baik. Sebenarnya materinya tentang cerpen, tapi berhiubung buat kalimat saja belum bisa. So, bang Alex mengajarkan buat kalimat yang baik dulu deh


Oh iya, ini keluarga baru ku ....




Minggu, 20 Agustus 2017

Maaf

Maaf,
karena sekali lagi aku melakukannya. 
Maaf,
Karena sekali lagi aku melakukannya.
Maaf,
Karena sekali lagi aku melakukannya.
Maaf,
Karena sekali lagi aku harus melakukannya
Maaf,
Karena Mentari kini tak lagi muncul di pagi hari.
Maaf,
Karena awan mulai enggan mengisi.
Maaf, 
Karena laut sunyi sepi.
Maaf,
karena sekali lagi aku melakukannya. 
Maaf,
Karena sekali lagi aku melakukannya.
Maaf,
Karena sekali lagi aku melakukannya.
Maaf,
Karena sekali lagi aku harus melakukannya
Maaf.....

Aaraa
Di dalam kotak berjalan,  18.01 WIB
Trimurjo,  Lampung

Sabtu, 05 Agustus 2017

Review Cerpen "Hariku Dibaluri Hitam Pekat" karya Adriana_Na

Review Cerpen "Hariku Dibaluri Hitam Pekat" karya Amah Adriana_Na

Konflik yang menggetarkan jiwa disuguhkan Kak Na di awal paragraf.  Penemuan sesosok mayat yang entah datang dari mana.  Menghampiri kakak beradik yang ada dalam kontrakannya.

Pendeskripsian tempat yang disajikan begitu detail sehingga pembaca dapat menghidupkan dunia imajinasi yang dibuat oleh penulis.

Alur yang apik juga diselaraskan dengan gaya cerita yang enteng alias ringan.  Awalnya kupikir kakak beradik itu yang telah membunuh gadis itu hingga menjadi mayat.  Entahlah penyebabnya aku masih mengira bahwa kakak nya mabuk gitu seperti dalam cerita "the girl on the train".

Eh tapi,  penulis berkata lain.  Ia membuat sesuatu yang diluar dugaan pembaca.  Yaps,  ternyata itu hanyalah buah tidur. 

Untuk pesan dalam cerpen ini,  saya bisa menemukan dua pesan: pertama,  jenazah punya hak terakhirnya yang harus kita berikan.  Kedua,  bacalah doa sebelum tidur agar tidak dihantui mimpi buruk. 

Pesan pertama,  menurut saya adalah pesan tersurat yang disampaikan oleh penulis.  Sedangkan pesan kedua adalah pesan tersirat. 

Untuk kelemahan cerpen ini sendiri adalah terlalu pendeknya cerita ini...

Demikian review pendek dari cerita yang juga pendek...

Ini adalah link cerpen nya : http://na-faza.blogspot.co.id/2017/07/hariku-dibaluri-hitam-pekat.html?m=1