Senin, 27 Februari 2017

Mencari Cinta Sejati

Cerpen ini terinspirasi dari lagu dengan judul Mencari Cinta Sejati (Ost. Rudy Habibi)
Aku sedang menunggu, mataku tak henti melihat kanan dan kiri, jemariku tak henti memainkan ponsel, mengharapkanmu datang seperti ketidakmungkinan. Suara pengumuman pemberangkatan sudah dibunyikan. Aku masih duduk menunggumu di peron. 

“Vey,” ada tangan menyentuh bahuku, membuat kepalaku reflek menengok kebelakang lalu mendongak. 

“Yusuf?” Kuberikan senyum simetris dari bibirku. Dan yusuf memberikan selembar kertas. Aku bahagia entah apa isi dari kertas itu. Selama dia datang itu berarti dia akan ikut bersamaku. Kugenggam tangannya erat. Kami berjalan memasuki gerbong kereta. Namun langkahnya terhenti tepat di pintu masuk, tangannya pun lepas dari genggamanku. Hatiku berdesir, jantungku berhenti sedetik, kujatuhkan tas dari tangan kiriku. 

“Maafkan aku Vey,” matanya berkaca. Aku hanya diam, kubuka perlahan lembaran kertas di tangan kananku.

“Aku mencintaimu, namun aku harus tetap kembali. Jika takdir adalah milik kita, maka akan ada tempat terindah untuk kita saling bersama, kembali.”

Kutatap wajahnya, air mataku mulai mengalir. Kakiku ringan berlari cepat menuju tempat duduk, meninggalkan Yusuf tetap berdiri di depan pintu masuk gerbong kereta. Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya peluit dibunyikan, tanda kereta berangkat. Aku melihatnya berjalan pulang. Tanpa sedikitpun menolehku. Hatiku tak bisa berpisah darinya. Kulangkahkan kaki menuju gerbong akhir kereta, hingga bisa kutatap punggungnya dibalik kaca jendela. Yang kutemukan adalah air matanya, tangannya melambai. Kubalas dengan isakan, kedua telapak tanganku sempurna menutupi bibirku, sedang air mataku mengalir deras membuat parit di pipiku.

Pilihannya tepat untuk kembali ke kampung halamannya, sedangkan aku harus kembali ke Negaraku. Pertemuan ini bukanlah kesalahan bagiku, karena aku bahagia pernah mengenal dan bertemu dengannya, meskipun pagi ini, saat kubuka mata aku tepat menjauh dengan jarak ribuan kilometer darinya. 

“kau dan aku tak bisa bersama, bagai syair lagu tak berirama, selamat tinggal kenangan denganmu, senyumku melepas engkau pergi”

***
Aku berlari menuju stasiun tempat Vey menungguku, ia ingin aku ikut bersamanya, tapi aku masih punya keluarga yang sangat membutuhkanku, akankah aku harus berlari dari tanggung jawab. Tapi aku mencintai Vey. Siapa yang lebih kucintai, bahkan aku bimbang. Aku menyusuri jalanan. Air mataku menetes. Sepanjang Jalan.

Teeet… teeet… 

Suara pengumuman pemberangkatan kereta sudah terdengar. Aku harus bergegas. Kupercepat langkah kakiku. Dan segera memegang bahu Vey. Wanita yang masih menungguku. Aku bahkan tak tahu harus berkata apa, jantungku berdetak kencang napasku tersengal, semua seperti sesak. Tapi kata itu tetap keluar dari bibirku. “Maafkan Aku Vey” kuberikan lembaran kertas yang telah kutulis sebelumnya.

Vey adalah wanita hebat yang selama ini selalu mendukungku bahkan menemaniku saat aku tak punya teman di sini. Aku bahkan tak sanggup menyaksikan kepergiannya, tapi apa jadinya jika aku ikut bersamanya. Orang tua ku memintaku ke sini untuk belajar lantas aku bisa kembali ke kampung halaman untuk mengajarkan bahasa inggris pada anak-anak di sana. Aku harus pulang. Banyak bisikan yang selama ini kutentang, aku memang mencintai Vey, tapi biarkan semua berjalan seperti air mengalir. Bahkan aku selalu menutup telinga selama ini atas cintaku pada Vey, tapi setelah aku mebenarkan segala niatan yang sudah tertanam dalam hati. Maka aku harus jujur pada hatiku, meskipun itu teramat sakit.

“Berwaktu-waktu aku mengasuh rasa, mendengarkan jiwaku berkata-kata, tak mungkin aku abaikan kata hati ku harus jujur pada hatiku” aku menuliskannya pada lembar kedua, entahlah Vey akan membaca atau malah membuangnya.

***
Cinta sejati selalu punya caranya sendiri untuk saling bertemu. Maka biarkan cintamu melambung tinggi ke angkasa lantas pada waktu yang tepat dia akan hinggap dan menemukan rumahnya kembali. Malam itu aku memutuskan kembali ke Kampung Inggris, entah mengapa aku hanya ingin. Kutemukan lebih banyak teman, kali ini aku menemukan sahabat. Dini namanya, wanita sholehah dan cantik. Usianya hasnya selisih tujuh tahun.

“Bagaimana kak, jadi ikut aku pulang ke rumah ku? Di sana seru banget loh kak. Kebetulan kakak ku minggu ini akan melakukan pernikahannya.” Bahkan aku tak menolak sedikitpun saat di ajak olehnya. 

“Seandainya Kakak yang jadi pengantin dari kakak ku ya. Pasti aku bahagia punya kakak ipar seperti kakak” Dini meletakkan kepalanya dipangkuanku.

Besok kita akan berangkat menuju rumah dini, di Lampung. bahkan aku tak pernah tahu ada derah unik itu. Aha, siapa tahu aku bisa dapat jodoh di sana.

Pagi ini cerah, kami sudah duduk bersebelahan di dalam kereta. Semangkuk mie instan telah lenyap kami habiskan bersama. Bercerita bagaiamana rasanya menyebrangi lautan. Dan bercerita tentang bagaimana indahnya memandangi bumi dari ketinggian. Kami saling bertukar pengalaman.

*** 
“kriiing… kriing” ponsel dini berdering, dengan sigap dia mengangkat panggilannya. Tapi mendadak mukanya berubah, setelah menjawab panggilan itu.

“Ada apa Din?” aku mencoba menenangkannya yang kini telah meneteskan air mata.

“Calon istri kakakku meninggal kak, kecelakan semalam”

“Astaghfirullahaladzim” aku memeluknya lebih erat.

Kami harus tetap tenang dalam perjalanan pulang ini, semoga kakak dini bisa menerimanya dengan ikhlas. Dengan waktu pernikahan tinggal 2 hari. Semua begitu mudah diambil oleh sang maha pencipta. 

Bendera kuning terpasang di depan rumah itu. Kami langsung menuju rumah calon istri kakak Dini. Di sana telah duduk seorang lelaki dengan wajah terjepit kedua kakinya. Kupikir itu adalah kakak Dini. Semoga dia dalam keadaan baik. Aku hanya berani duduk di samping pintu dan menyaksikan rumah duka ini. Hingga akhirnya Dini mengajakku pulang ke rumahnya.

Udara di sini sangat panas, jalanannya rusak benar-benar seperti perkampungan. Beginilah rasanya hidup di Lampung. Aku meletakkan tasku di kamar yang sudah ditunjukkan Dini. Di pojok ruangan terlihat bingkisan-bingkisan yang sudah siap dibawa ke pernikahan. Aku menghela napas panajang, duduk di dek belakang rumah menyaksikan ayam saling berebut makanan yang kulempar.

“Assalamualaikum” Terdengar ada suara mengetuk pintu. Aku langsung berlari membukakakn pintu, karena Dini sedang mandi.

“Waalaikumsalam, tunggu sebentar ya” aku berteriak sambil berlari menuju pintu depan. Tanganku dengan cepat menyambar kunci pintu lalu membukanya. Tapi jantungku mendadak berhenti. Hatiku berdesir hebat, mataku menatapnya lekat. Aku mengingat wajah itu, mata itu, bahkan air mata itu. Yusuf.

“Vey? Ini benar Vey dari Brunai” tatapan mata itu semakin lekat terlihat. Air matanya tak terbendung lagi dan akhirnya jatuh, tapi dengan cepat tubuh itu menyambar tubuhku, terjatuh lantas memelukku erat. 

Inikah yang namanya Cinta sejati. Yusuf, aku telah mencarinya kemana-mana. Aku bahkan sudah mebebaskan hatiku memilih sesiapapun untuk bersamaku. Tapi kau begitu lama hadir dalam hidupku kembali.

“Kak Yusuf? Kak Vey? Kok peluk-pelukan?” aku dan Yusuf langsung melepas satu sama lain. 

“Jadi Yusuf itu kakak kamu yang mau menikah?” mataku sekarang menghadap ke arah Dini. Dan lihatlah kepala Dini sekarang mengangguk pelan. Aku ingin menangis, tapi aku sedang bahagia. Yusuf sudah melupakanku. Aku bahkan tidak ingin menjadi pengganti kekasihmu yang telah tiada itu.

TAMAT.

Urban Legend Penantian

Ini adalah hutang bulan januari kalau tidak salah, eh atau malah bulan februari ya, saya juga lupa. Tantangannya membuat urban legend. Sejujurnya saya belum begitu paham bagaimana cerita atau tulisan berisi urban legend. Kalau di KBBI saya mencari kata “Urban” artinya adalah kota. 

Sedangkan saya gabung dengan “Legend” yang artinya legenda, jadi saya menyimpulkan bahwa urban legend adalah legenda suatu kota. Hehe. Tapi sewaktu saya membaca di internet tentang kisah Urban Legend, nah yang keluar malah tentang misteri. Ada misteri jempol berambut, pita kuning dan lain sebaginya. Izinkan saya untuk menceritakan urban legend versi saya ya…

Alkisah, di sebuah bukit didaerah Lampung, tepatnya di Kabupaten Tanggamus. Di sana banyak sekali ditanami kopi dan lada. Masyarakat yang berasal dari berbagai daerah tanggamus ada yang menanami kebunnya dengan lada dan kopi tepatnya di daerah ulu belu salah satu kecamatan di Tanggamus. Ulu belu terkenal dengan suhunya yang dingin, meskipun tidak sedingin puncak mount everest. Setiap pagi saat mentari mulai muncul perlahan dari balik gunung ulu belu, telah berjalan rombongan yang hendak pergi ke kebun. Sekedar melihat bagaimana kondisi kebunnya atau bahkan ada yang memanen hasil kebunnya. Di bawah gunung ulu belu, terbentang luas bendungan, yang sampai sekarang di sebut dengan bendungan batu tegi. Yang konon katanya ada arwah yang bergentayangan yaitu adalah korban tragedi batu tegi. 

Peduli apa dengan jenis kelamin, seluruh masyarakat yang punya kebun di ulu belu tidak memandang itu, siapa saja berhak memanjat lada saat panen atau membvantu memetik kopi saat sudah masak. Tapi jarak antara ulu belu dengan rumah warga sangatlah jauh. Setiap panen, tidak mungkin membawa seluruh hasil panennya langsung ke rumah masing-masing. Karena kopi dan lada butuh tempat untuk di jemur terlebih dahulu. Akhirnya ada hamparan luas hutan yang selalu mereka lalui sebelum mencapai Ulu belu, bisa di katakan bahwa hutan ini adalah pertengahan yang cukup untuk peristirahatan mereka dari gunung. Atau bisa juga digunakan sebagai lahan tempat pengumpulan hasil panen, karena tidak ada mobil yang mampu memasuki daerah ulu belu pada saat itu. Sedangkan para wanita kini hanya tinggal menunggui hasil panennya di kampung tersebut. Menanti datangnya hasil panen yang lain, dan menanti kedatangan suami atau keluarganya dari kebun di pegunungan ulu belu. Jadilah para warga berbondong-bondong meletakkan hasil panen di kampung tersebut, yang kemudian jika hasil panen seluruhnya sudah terangkut dan terkumpul jadi satu, maka mobil truk atau yang sejenisnya, bisa dengan mudah mengangkut seluruh hasil panen ke rumah masing-masing. Sampai saat ini kampung ini di sebut dengan kampung Penantian. 

Itulah asal usul kisah nama Pekon Penantian, Kabupaten Tanggamus.

#UrbanLegend
#ODOP
#Tantangan_UrbanLegend
#Onedayonepost

Tentang Bang Syaiha

Tentang Bang Syaiha
Ini adalah tantangan entah sudah dari zaman kapan.
Saya akan menuliskan sesuatu tentang Bang Syaiha. Tentang seseorang yang belum pernah saya temui, tapi saya mengenal meski hanya sekedar nama panggilan dan beberapa kegiatana beliau.
Saya hanya tahu. Nama panggilannya di ODOP adalah Bang Syaiha, yang saya yakini beliau telah menikah memiliki satu orang istri yang pasti cantik. Soal anak, sejujurnya saya belum tahu berapa anaknya. Lalu untuk tempat tinggal, sejujurnya saya belum pernah main ke rumahnya, jadi saya belum tahu rumah Bang Syaiha di sebelah mana, hanya saja saya tahu bahwa beliau ikut FLP (Forum Lingkar Pena) bogor, jadi kemungkinan besar bahwa bang Syaiha adalah orang bogor. Eits maksudnya tinggalnya di BOGOR. 

Bang Syaiha adalah owner di ODOP ketuanya gitulah. Yang pati beliau itu baik banget, bayangkan saja kalau beliau ngga kepikiran buat odop pasti sekarang aku sudah jadi opengangguran dan stagnan dengan tulisanku yang mewek mulu.  Bang Syaiha itu ngga pelit. Beneran ngga bohong beliau bahkan rela memberikan ilmu secara gratis bagi siapa saja yang ingin meminta ilmunya beliau. Contoh kecilnya ada di ODOP ini, kalian suka terbayang tidak, kalau di ODOP itu bayar, haduuh, pasti saya bukan menjadi bagian dari kalian sekrang. Contoh lainnya adalah ilmu tentang FB ad entah apa itu namanya. Beneran aja deh banyak teman-teman minta di ajarain, nah langsung malamnya suruh buat list siapa saja yang ingin mendapat ilmu tentang FB adv itu. Itu kan namanya ngga pelit to, bayangin dong sebegitu baiknya Bang Syaiha.

Tapi, tapi ada yang kurang dari sosok Bang Syaiha ini. 

Senadainya Bang Syaiha suka marahin anggotanya yang punya banyak hutang, pastilah sudah makin mantab. Ups tapi sepertinya tugas itu sudah di alihkan pada mba Wid dan Uncle. Dan mereka berdua juga sudah mengalihkan tugas itu kepada setiap PJ di masing-masing kelompok kecil. Jadi kesimpulannya saya belum begitu kenal dengan Bang Syaiha. Tapi saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bang Syaiha selaku ketua ODOP.

#Tantangan_tentangbangsyaiha
#ODOP
#Onedayonepost

Solusi Banjir

Musim hujan telah tiba, Bulan Februari bertebaran berita banjir. Terlebih untuk ibu kota Indonesia (Jakarata). Setelah dipercayakan kota Jakarta kepada seseorang yang telah dipilih rakyat Jakarta, namun ternyata tidak memudarkan keinginan banjir untuk tiba di Ibu Kota kita. Inilah saat nya kita mengerti bahwa sebenarnya masalah bersasma harus diselesaikan secara bersama, bukan secara individu. Kita tidak boleh membebankan permasalahan banjir kepada Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, kepala RW, Kepala RT. Nah saya akan berikan pengecualian untuk kepala keluarga. Banjir sudah sangat lama hadir di kehidupan kita. Bahkan tahun ini adalah tahun luar biasa tentang banjir, karena di Lampung pun banjir juga ikut hbadir. Di Kabupaten Pringsewu di daerah kompleks PEMDA. Di situ memang ada sungai besarnya, dan banyak persawahan. Tapi bulan februari ini, para petani sedang bersedih karena lahannya kebanjiran. Air yang datang seperti Lautan. Kali ini akan saya tuliskan beberapa solusi menghadapi banjir. 

Menyimpan barang berharga di tempat yang tinggi

Ini khusus untuk banjir yang datang tidak dengan tiba-tiba, alias permisis dan “Assalamualaikum” dulu. Jika daerah tempat mu adalah daerah rawan banjir atau disebut dengan daerah yang hobi didatangi banjir, maka hal pertama yang kamu lakukan ketika 5 jam hujan deras tidak berhenti, maka segera lakukan pemilahan barang berharga di rumah. Usahakan ambil barang yang sangat berharga, jangan semua main di bawa saja. Tujuannya agar barang berarga milik anda tidak rusak ataupun hilang. Terlebih untuk anak sekolah, maka buku pasti harus menjadi prioritas utamanya.

Mengabari anggota keluarga

Beri tahu dengan segera anggota keluarga yang lain untuk segera mengemasi barang-barang miliknya. Agar tidak ada barang berharga yang hilang atau rusak saat banjkir datang.
Letakkan barang ke tempat tinggi
Meletakkan barang-barang yang telah dipilih ke atas lemari atau bisa juga ke lantai dua atau boleh juga di atap rumah, intinya usahakan letakkan barang, intinya usahakan meletakkan barang sejauh dua meter dari lantai.

Mematikan seluruh aliran listrik

Jika air sudah mulai memasuki dalam rumah. Maka usahan segera mematika lairan listrik, karena ini sangat berbahaya.

Mengamati anggota keluarga

Banjir benar-benar sudah masuk dalam rumah, segera lakukan evakuasi keluarga anda. Ajak semua anggota tanpa terkecuali untuk segera mengungsi di tempat pengungsian bisa di atap rumah jika tempat pengungsian terlalu jauh dari rumah. Atau jika rumah anda memiliki lantai dua, segera masuk ke lantai dua rumah anda.

Pergi ke atap rumah atau lantai dua

Banjir benar-benar datang dengan ketinggian 1 meter. Segera berpindah dari tempat rendah.
Nah, enam jhal tersebut semoga bermanfaat untuk menghadapi banjir. Sedangkan pencegahannya silakan di cari di google, pasti banyak. Nah kenapa saya berikan pengecualian untuk kepala keluarga??

“Nah saya akan berikan pengecualian untuk kepala keluarga.”
Poin ke- Lima merupakan poin penting yang seharusnya dilakukan oleh kepala keluarga. So memang kepala keluarga harus segera bertanggung jawab atas semua anggota keluarganya.

Kamis, 23 Februari 2017

Belajr Membaca

Maaf jika banyak tulisan yang aneh akhir-akhir ini. Sejujurnya antika sedang di kejar dedline seminar.
Ternyata prinsip "tuliskan apa yang kalian pikirkan. Jangan pikirkan apa yang hendak kalian tulis." Itu manjur bagi penulis pemula.
Tapi ingatlah satu hal. Bahwa bukankah kalian ingin menjadi penulis yang hebat? . Pastilah jawabannya adalah iya.
Baik kawan kita telah melewati tahap awal sebagai seorang penulis pemula.
Sudah kalian tanamkan bahwa tulislah apa yang kalian pikirkan.
Untuk menjadi penulis hebat, pasti kalian harus menaiki tangga yang lebih tinggi.bukan?
Nah sekarang saatnya kalian naik ke tangga itu. Jangan jadikan tulisanmu menjadi tulisan yang biasa. Bagaimana caranya.
Tentu dengan memahami bahan bacaan kalian. Setiap penulis harus hobi dalam membaca. Itu sudah satu kesatuan yang mutlak. Karena penulis bisa menuangkan kata karena pernah membacanya.
Dengan memahami apa yang kalian baca, alias tidak baca-baca saja.
Nah kita harus memulainya dengan mempelajari karya orang lain bagaimana pendeskripsiannya, alurnya tokoh penokohan, hingga endingnya. Karena dengan begitu kalian akan memahami bagaimana hakikat menjadi penulis yang hebat ....
Semangat berjuang terlebih untuk saya pribadi....
Karena perjalananmu masih panjang.
Oh iya kalian jiga harus memahami, kalian lebih cocok dengan tulisan yang bagaimana? Ah iya jangan takut masalah peminat di pasaran dulu, ingat bahwa setiap penulis punya pembacanya masing-masing jangan khawatir, sekali lagi jangan khawatir.

Rabu, 22 Februari 2017

Aku berhenti menulis

Oke baik, hari ini agak terlambat menulis.  Sedikit bertanya lagi dalam diri "apakah kamu bosan menulis?". Ternyata hatiku menjawab "ah, tentu saja tidak. Lihatlah, bahkan aku sangat senang melakukan latihan untuk mencapai keinginanmu. Tapi jawaban itu tidak puas kudapatkan, hingga membuat ku harus bertanya kembali.
"Hei, hati kamu tidak lihat. Bagaimana bisa aku tidak jenuh, sedangkan di blog bahkan di note ku pun belum ada sedikit tulisan sekalipun hanya huruf "A."
"Kenapa kau tanyakan aku wahai manusia" hatiku menjawab, dan lihatlah tatapannya itu menyeramkan, sepertinya dia marah.
"Lalu, jika bukan kamu, aku harus bertanya pada siapa ? " aku memiringkan bibir kembali bertanya.
"Tanyakan saja dengan kemalasanmu itu" hatiku marah, dia bahkan tak ingin melihatku, tapi aku merasa sakit ketika dia marah. Dia benar bahwa kemalasanku lah yang sedang naik tahta. Aku harus bergegas memeranginya, maka biarkan tulisan ini menjadi tulisan biasa. Tapi jika untuk terus berlatih, suatu saat akan menjadi tulisan yang luar biasa.
Aku kembali membuka ponselku, lalu kuketikkan hal ini. Kejadian ini yang akan menjadi kenangan saat aku mulai malas menulis.
Agak gaje si. Kisahnya. Tapi gpp lah ya, gimana geh namanya juga menuliskan apa yang ada di pikiran kikiki

Abadi

Ada rintik hujan yang siap menghujam
Menikam tanah kering
Mengabdi dalam hening
Rahasia itu tak perlu kau tahu
Hanya jika siap hatimu terbelah
Maka, pergilah berjumpa
Jangan meminta
Bahwa kenyataan adalah perbedaan  yang nyata
Di sana terbingkai indah
Lukisan hijau mendominasi
Biarkan kisah itu abadi
Meski hanya sebutir debu yang berlalu

Senin, 20 Februari 2017

Penyesalan

Senja sore ini, kau duduk dipangkuan batang tumbang. Menatapi siluet bersama belaian mesra angin pantai. Kau saksikan di sana anak kecil berburu ikan terbang bersenjatakan tanah liat keras dan karet gelang. Di depanmu terlihat ikan sedang bersorak berebut makanan, saat makanan dari langit berjatuhan maka segerombolan ikan itu langsung berkumpul, bagaikan pesta senja yang indah. Kau masih saja duduk tak ingin berdiri, jika kau lihat ke arah lebih jauh ada pantai di sana.

Tapi bahkan pantai tak lagi terlihat. Kau tidak akan bisa merasakan alunan melodi permainan angin pantai yang menerobos lubang bambu itu. Bunyinya nyaris merdu. Sekarang kau pejamkan matamu untuk menikmati alunan ombak yang mungkin masih terdengar. Tapi tiba-tiba dahimu mengernyit, tanda bahwa telingamu tak lagi bisa mendengar alunan ombak pantaimu.

Tepat saat gelap merayap perlahan kau melangkahkan kaki ke arah pantai, mengikuti jejak pencarian alunan ombak. Kakimu tak berhenti hingga akhirnya kakimu basah oleh air asin. Sekarang tak ada lagi senja, tapi pantai ini indah dengan kemajuan teknologi. Tubuhmu menghadap ke batas laut, di sana tampak lampu kemerlipan berwarna warni jalan perlahan: kapal minyak.

Tapi air matamu jatuh, saat kau coba menghidupkan lampu petromaks yang sengaja kau curi di gubuk orang. Matamu menyaksikan bayak sampah berserakan di pantaimu, dan kini air laut sudah berubah gelap tak indah. Air matamu tanda penyesalan kepergianmu meninggalkan tanah kelahiranmu. Dan kau gagal menjadi penjaga kampung halamanmu.

Bandarlampung, 15 Februari 2017

Minggu, 19 Februari 2017

Dendam

Jika ada yang berpadu pada laut
Dialah sampah yang berserak
Perpaduan yang mutlak
Bagi zaman yang semrawut

Sebuah boneka yang lupa diri
Pada hakikat awal penciptaannya
Melupa atas kehendak
Merusak dijadikan pekerjaan

Tanpa berpikir pada masa depan
Sebuah ranting yang meminta hak-nya

Dia bergeming pasrah
Atas hujaman pedang yang membelah tubuh-nya

Belum cukup usianya
Sudah mati jiwanya

Menggenggam erat dendam
Yang di titipkan pada gumpalan awan hitam
Kemudian datang membunuh tiba-tiba

Sabtu, 18 Februari 2017

Tak pernah sampai

Tak Pernah Sampai

Puisi itu tak pernah sampai
Tidak dalam alunan melodi

Pada aksara yang pecah
Di sana ada jiwa yang lelah

Oleh Rasa yang tidak saling terpaut
Dalam harapan seorang pelaut

Tak pernah tercipta jumpa
Setiap harapan memiliki asa

Tapi, semua musnah dalam putus asa

Jika saja ombak berlari datang
Maka hanya ada sekumpulan puing di sebrang

Puisi itu tak pernah sampai
Karena bukan dia yang menjumpai

Metro, 16 Februari 2017

Jumat, 17 Februari 2017

Pernah

Pernah

Kita adalah sebatas pernah

Pernah berjumpa dalam mimpi, lantas memberanikan diri atas pertemuan. Pada bait yang kuberi nama harap, dia tak lagi dapat terungkap. Hanya sebatas angan dengan kata pernah. Sebab dunia bukan milik kita, lakon atas kehidupan Dia-lah yang mencipta. Kita hanya sebatas pernah. Tinggal pada suatu masa, dimana ada bait aksara yang menjelma, menjadi kita yang pernah. Seandainya rembulan datang pada malam yang kukenal syahdu, sayangnya bintang tak lagi dapat bersama. Maka pada malam yang rumit dia menjelma kata pernah. Pernah bersama namun tidak selamanya.

Pada alunan melodi, bait yang kuingat adalah kenangan. Kenangan atas masa yang pernah kita harapakan. Kata pernah menjadi rumit saat jiwa tak lagi sadar. Di sana ada mimpi, yang tak akan menjadi nyata, lalu hanya akan sebatas pernah. Jika bulan dan bintang terlihat mesra malam ini, maka kita hanya akan mengatakan kata pernah. Serupa pernah terjadi meski dalam mimpi yang rumit.
Benang ikatan pun menjadi sangat rumit, warna merah terlihat cantik meski pipih lalu kandas. Hanya sebatas pernah, tangan kita saling berjabat lalu lambaiannya terlihat jelas.
Maka kita sepakat, menjelma kata pernah adalah kisah kita.

Metro, 17 Februari 2017

Kamis, 16 Februari 2017

Sensasi Kelezatan Pindang

Entah ya, entah saya yang terlau polos atau bagaiman, tapi untuk menuloskan sebuah resep makanan, keinginan saya adalah, saya sendiri yang telah membuatnya.
Pagi ini Rabu, 15 Februari 2017. Sedang dilakukan pencoblosan dimana-mana, di daerah tertentu maksudnya. Entah lupa juga daerah  mana saja yang mengadakan pilkada atau sejenisnya. Yang pasti hari ini di lampung wabil khususon di kota Metro tidak ada. Saya tidak akan membahas tentang bagaimana proses pemilihan dibeberapa daerah berlangsung, karena saya akan menjelaskan bagaimana memasak pindang ikan patin hehehe. Ngga nyambung ya? Yasudah tidak masalah.
Oke penampakannya kurang lebih seperti gambar itu...
Makanan ini lezatnya luar biasa bagi saya.
Cara memasaknya
1. Siapkan bahan dan alat memasaknya
2. Ikuti langkah pembuatannya
3. Jangan lupa sekalian cuci ikan sampai bersih
Oke bahan yang digunakan adalah sebagi berikut:
1. Ikan patin segar 1kg
2. Bawang putih 4 buah
3. Bawang merah 4 buah
4. Merica  10 biji (sesuai selera)
5. Cabai rawit 10 biji (sesuai selera)
6. Kemangi 1 ikat (sesuai selera)
7. Serai 2 buah
8. Jahe 3 cm
9. Kunyit 4 cm
10. Ketumbar 1/2 sendok teh
11. Garam 2 sendok teh
12. Gula putih 1/2 sendok teh
13. Air 2L
14. Lengkuas 2 cm
15. Minyak 3 sendok makan
16. Tomat 1 buah
Cara memasak
1. Tumbuk ketumbar, merica, jahe, kunyit, cabai rawit, bawang putih, bawang merah. Serai dan lengkuas cukup di tumbuk sedikit saja.
2. Panaskan minyak goreng
3. Tumis bumbu yang telah di tumbuk sampai masak
4. Masukkan air, dan biarkan hingga mendidih
5. Masukkan ikan setelah air mendidih
6. Masukkan kemangi dan irisan tomat 2 menit sebelum kompor dimatikan.
7. Siapkan dipiring saji
Masalah rasa silakan dicoba rasakan sendiri ya, hanya saran. Pedas lebih nikmat, disajikan saat masih panas juga lebih nikmat
Selamat mencoba wanita sholehah

Rabu, 15 Februari 2017

Berbagi

Jika hidup adalah tentang bagaimana kita berbagi, maka aku akan merelakan satu untuk kubagi. Sayangnya berbagi bukanlah menjadi hal yang indah di hati. Seandainya aku berhak memilih untuk tidak bertemu, sayangnya tak ada kuasa atas itu.

Mawar itu lebih membutuhkanmu dibandingkan aku, tapi hati terlalu egois untuk bisa menerima. Daripada kehilangan maka lebih baik ikhlas. Amarah bisa saja membunuh, tapi dibalik gelapnya amarah ada pelangi di sana. Jika pandai aku memilah akan kudapatkan keindahan hakiki.
Bukan tentang rela, tapi ini adalah ketenangan jiwa. Aku melihat sendiri kelebihannya, lihatlah anaknya pandai bermain melodi ayat suci pandai menjaga akhlaknya. Aku telah terbawa cinta dalam keluarganya hanya dalam sekali tatap. Apa yang tak ada menjadi ada.

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk bersama, karena kuakui, bukan hanya kau yang terpikat, tapi hati telah memilih bersemayam dalam rumahnya. Sekarang bukan hanya tentang bagaimana kita, tapi lihatlah sekeliling memandang rendah jiwa yang rela. Tak ada kata yang pantas untuk menggambarkan perangai baikmu dimataku. Tapi sekeliling tetap berkata bahwa bukanlah baik bagimu dan bagiku. Ini adalah kehendak dan pilihan termasuk campur tangan takdir yang menjalankan. Tapi Tuhan tak pernah tidur, maka biarkan setiap manusia memikirkan penilaiannya, tapi kita harus berjalan dalam satu jalan secara bersamaan dengan keadilan.

Bandarlampung, 15 Februari 2017

Takdir

Takdir

Aku bukanlah serangkaian kata yang kau hapus lantas menghilang

Tapi dalam diri ini ada jiwamu yang bersemayam

jika takdir tak ada dalam naungan

Maka ikrar yang akan membangunkan

Namun bibir tetap bungkam

Saat senja kehilangan cahaya

Dalam iba aku bangkit

Dalam bahagia aku tertunduk

Karena hidup bukan hanya teoritik

Melainkan rangkaian eksperimen yang telah tertulis dalam teori Tuhan: Takdir


Bandarlampung, 15 februari 2017

Puisi

Selasa, 14 Februari 2017

Big break musnahlah kau!!!!!

Ini adalah tantangan paling sulit, ah tidak juga. Kalau aku bilang ini tantangan paling sulit, lalu tantangan misteri kubilang sebagai tantangan macam apa. 

Ki ini kita akan membahas masalah big break. Apa sih big break itu. Istirahat besar.
Istirahatnya lama gitu maksudnya. Kalau dalam kamus kehidupan saya, big break bisa terjadi dimanapun. Diseluruh kegiatan. Termasuk dalam beribadah. Hal ini sering di jumpai kaum wanita nih, biasanya setelah mengalami masa datang bulan, bagi kamus kehidupan saya hal ini jiga dinamakan big break dalam ibadah. Setelah beristirahat lama, mengurangi ibadah, akhirnya ketika selesai masa big break nya suka khilaf. Mengatur jadwal ibadahnya lagi. Hehehhe mungkin itu aku.
Ah, tapi di tantangan ini. Kita akan membahas tentang big break dalam menulis. 

Uncle pernah bilang tantangan ini hanya akan diselesaikan setelah kita bisa keluar dari big break ini. Oke. Inilah, kenapa saya bilang tantangan ini sulit. Karena benar, setelah kita menulis ini, maka kota seharusnya tidak boleh melakukan big break lagi dalam menulis. Oke kalian mau tahu setelah saya selidiki hanya ada dua faktor dalam mengatasi big break ini:

The first factor is reading book. Ayoo, kalau mau pergi dari big break ini bisa dengan banyak membaca buku, apapun bukunya. Jujur saja, kalau bagi saya dengan membaca akan menambah ide dan memacu semangat kita untuk menulis. Aku berlama-lama dalam masa big break karena file e.book dari odop hilang. Alhasil ngga punya buku bacaan (idiiiih alasan). Iya tapi ini serius bget. Kau kalian mau keluar dari big break dalam menulis maka membaca. Membaca adalah kunci utama solusi masalah ini. 

And the second factor is Jangan menunda. Jangan bilang kian punya ide. Jujur dalam.kamus kehidupanku, tidak ada kata kekurangan ide. Hanya saja kian terlalu sibuk memikirkan ide yang kompleks, padahal ide sederhana pun bisa diginakan.untuk menulis. Sadar diri saja guys. Kita bukan penulis tingkat dewa, kita masih belajar. Mohon tanamkan itu terus, sekalipun kalian telah berhasil menerbitkan buku. Kenapa saya bilang jangan menunda? 

Ini karena ketika punya ide, sangat sering kalian membiarkan ide itu hanya lewat di hadapan mata kalian. Tapi tidak langsung kalian tulis. Kalian tahu, bahwa ilmu saja bisa lari kalau tidak diikat. Apa lagi ide yang suka datang tiba-tiba. Ayoo tuliskan ide itu. 

Mari keluar dari zona big break yang menghambat karyamu!!!

Ah iya satu lagi nasihat saya.saya lupa tapi dapat dari mana. Ini lohat cuplikan foto yang dikirim oleh ana zukhria katanya si buku TAN. Isinya begini.

"Jangan pikirkan apa yang akan kalian tulis, tapi tulislah apa yang adadipikiran kalian"

Tanda kiamat bermunculan

Ini hasil kajian yang dikirimkan orang. Akan kubiarkan dia bersarang di blog ku, mungkin suatu saat akan ada yang membacanya. Untuk share link. Tentu saja tidak akan ku share ke one day one post. Tapi akan saya share link mungkin ke beberapa media sosial saya.
Jujur, hati ini gemetar melihat begitu banyaknya hal yang menjadi nyata... mengerikan ....
([6/2 10.45 PM] ‪+62 823-3055-8063‬: *BENARKAH KALENDER ISLAM TIDAK SAMPAI 1500 ? PADAHAL SEKARANG SUDAH 1438 H. INI KAJIANNYA*
Tidak terasa kita hidup dipenghujung Jaman.
Rasul SAW Berkata :
_Jaman itu dibagi 5_
_1. Jaman Nubuwwah_
(Jaman kenabian diawali dr Jaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)
_2. Jaman Khilafah l_
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).
_3. Jaman Al-mulk kerajaan_ (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).
_4. Jaman Jababiro_
(Jaman kebebasan maksiat dimana-mana dan kita hidup di Jaman ini).
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk cakap/dzolim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam banyak ttp bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... -->
*_Jaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani..._*
*_Astaghfirullah....._*
_5. Jaman Khilafah ll_
(Jaman yg mana suasana seperi pada Jaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin *_Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun._*
_Pada Jaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro)._
Para Ulama hadits memprediksi ttg usia umur ummat Islam :
_1. Ibnu Hajar Asqalani_
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer diindonesia adalah Fathul Barri Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.
_2. Imam As-syuyuthi_
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H
*_3. Ibnu Hajar Hambali_*
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H
Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1437 H.
*_Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi bocoran tdk sampai 1500 H._*
Kelak diakhir jaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tersisa hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).
Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....
*_Saudaraku,... tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang.......... ._*
*_Mumpung masih ada waktu, mari segera benahi diri, perbaiki kualitas ibadah dan perbanyak amal sholih untuk bekal di akherat nanti...._*
Wallahu'alam....
*Sudah Siapkah...*
Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur n barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! n janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia.
Diperkirakan kemarau panjang tersebut akan dimulai tahun 2019 hingga 2022. Cadangan air dunia saat ini hanya tersisa 3% saja.
Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah *_keluarnya Dajjal telah sangat dekat._*
*_Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari._*
Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.
Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi.
Diikuti dengan semakin minusnya mata air Zughar. Dan yang paling mencengangkan adalah surutnya air di danau Tiberias di Israel sudah sangat mengkhawatirkan.
Sedemikian, sehingga pemerintah Israel sibuk mencari sumber air lain.
Salah satunya perencanaan penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya ditandai setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama kurun 3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.
Jika di antara kita ada yang pernah berhaji dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, maka insya Allah pernah berjumpa dengan “calon Imam Mahdi” di dekat Ka’bah. Dan hanya orang-orang khusus saja yang mengetahui tanda tandanya. Dan kemunculan Imam Mahdi ini seperti yang pernah di nubuwahkan oleh Rasulullah adalah ditandai wafatnya Raja yang namanya bermakna nama hewan. 
Bisa jadi ia adalah Raja Fahd (Fahd: singa). Setelah itu terjadi perselisihan. Dan naik tahta raja yang banyak dosa, kemudian meninggal, kemudian muncul raja yang baik. (Bisa jadi ia adalah Raja Salman). Wallahu a’lam.
Di masa atau setelah masa pemerintahan Raja Salman inilah terjadinya pembai’atan atas Imam Mahdi. Dari pertanda ayat-ayat qauniyah tersebut, kesimpulannya adalah akhir dari fananya dunia ini sudah demikian dekat.
Marilah kita berbuat baik semaksimal mungkin, dan ajaklah setiap berjumpa sesama muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat.
*ALLAHU AKBAR... !!!*
[6/2 10.46 PM] ‪+62 823-3055-8063‬: *_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_*
- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali
Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"
Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"
Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat.
Kerugian meninggalkn sholat :
Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.
Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)
Nasihat Kubur:
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,
5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT
6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan seharI-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantungnya dan mati.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
*Sudahlaaaaaah tak usah disebarkan, tak penting, buang waktu saja, tak mungkin akan dibaca*
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya  .. Yang men-share ini...... Semoga menjadi amal. Aamiin

Senin, 13 Februari 2017

Kutukan wanita

Ada jiwa yang tenggelam dalam ilusi, saat raga mulai tak memihak pada ruang. Berselimutkan bayangan atas perasaan. Dia bangkit dari keterpurukan. Wajahnya sumringah, entah dengan hatinya semua tertutup rapat bersama dengan senyum dan cekungan lesung pipi yang menambah elok parasnya. Dia berjalan menyusuri sungai musi, tak tahu sudah hari keberapa dia berjalan. Berharap menemukan sebuah legenda baru dalam hidup. Menjemput ratu buaya.
Namanya Nyimas. Rambutnya tergerai panjang, kulitnya putih bersih. Matanya hitam bersinar. Lubang hidungnya berbentuk segitiga, membuat batang hidungnya terlihat elok. Tingginya 165 cm.
Kini hidupnya hanya ingin kembali.
"Nyimas, tunggu aku!!" Sesosok lelaki itu berlari mengejarnya. Langkahnya tepat dan cepat. Tanpa membutuhkan banyak waktu dan tenaga tangannya kini telah meraih tangan Nyimas, lalu menarik tubuh Nyimas hingga jatuh di pelukannya.

"Maafkan aku Nyimas, maaf jika aku keterlaluan terhadapmu. Aku sedang emosi. Kepalaku dipenuhi kotoran iblis biadab. Nyimas mari kita pulang ke rumah" Lelaki itu membujuk Nyimas untuk pulang. Tapi lihatlah, kaki Nyimas berhenti, tangannya terlepas dari genggaman lelaki itu. Dari matanya terlihat seperti dia ingin mengatakan sesuatu. Tapi bibirnya diam seribu bahasa. 
Sepasang bola mata lelaki itu menatap Nyimas, dihapusnya air mata yang keluar dari mata Nyimas. "Apa yang ingin kau katakan Nyimas, kenapa kau malah menangis?"

Kilapan petir datang tanpa perintah, langit mulai gelap, kini angin menerbangkan selendang Nyimas. Lelaki itu berusaha menangkap selendang Nyimas, tapi sayang angin lebih kencang dari kecepatan tangannya. Habis lah selendang itu pergi sedangkan Nyimas hanya terdiam kaku. Terlihat di ujung hutan belantara itu banyak burung berterbangan, pergi meninggalkan hutan. Entah apa gerangan yang terjadi. Tapi itu adalah suatu pertanda buruk. 

"Baiklah Nyimas, aku akan mengangkatmu sampai ke rumah kita. Lihatlah!!!" Tangan kanan lelaki itu langsung menyambar lutut Nyimas, sedang tangan kirinya menangkap punggung Nyimas yang kini telah jatuh di atas kedua tangan lelaki itu. 

Lelaki itu berlari lekas meninggalkan sungai musi Yang mulai basah. 

***
Sesampainya di rumah, lelaki itu meletakkan Nyimas di atas kasur kapuk yang nyaman. Tapi Nyimas masih belum bisa bicara. 

"Kenapa kamu masih diam saja Nyimas, aku kan sudah minta maaf kepadamu, lalu apa lagi yang harus kuperbuat?"

"Tenanglah mas, aku baik-baik saja. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau tidak lagi mengulangi kesalahanmu. Jangan sampai kau mengulangi menyakitiku. 

"Aku berjanji demi nyawaku, tidak akan pernah menyakiti hatimu lagi Nyimas." Nyimas langsung memeluk lelaki itu.

Pagi ini semua menjadi seperti biasanya, lelaki itu adalah suami Nyimas namanya Darma. Darma bukanlah kalngan keluarga bangsawan. Menikah dengan Nyimas lima tahun yang lalu, bertemu saat Nyimas sedang berjualan di pasar. Hingga kini belum dikarunia anak. Pagi ini Darma pergi ke sungai musi, mencari ikan untuk di jual. Nyimas menunggunya di rumah, membereskan rumah atau mendengarkan celoteh tetangga. 

Siang ini seorang wanita, tetangga Nyimasterburu-buru memeluk Nyimas. Saat itu nyimas sedang menjemur pakaian yang telah di cucinya. 

"Nyimas, bagaimana bisa dia membodohiku, aku memercayainya Nyimas" wanita itu duduk dihadapan nyimas. Tanpa berpikir panjang Nyimas mengajaknya masuk kedalam rumah, agar wanita itu bisa lebih leluasa bercerita. 

"Baiklah, nanti aku akan ke rumahmu, akan kuberikan nasihat padanya" Nyimas memeluk tubuh mungil wanita itu, matanya masih sembab, mukanya merah. Tapi setidaknya ada senyum tetukir indah di wajahnya. 

Begitulah celotehan para warga terhadap Nyimas, entah apa yang membuat Nyimas bisa dipercaya untuk mengembalikan kebahagiaan rumah tangga orang lain. Tapi semua menjadi berubah setelah pertengkaran kecil keluarga Nyimas dua hari lalu.

Minggu, 12 Februari 2017

Aaraa

Assalamualaikum warahmatullohiwabarokatuh.
Idiiiih, ini hutang dari jaman kapan ya? Eh eh eh. Jaman atau zaman, coba sabar, ku cek KBBI dulu ya, nanti kena semprit sama mba dita odop 3.

Oke, yang baku adalah"zaman".

Beginilah nasib penulis abal-abal, eh ibi mah nama mba dita lagi ya yang saya gunakan. Dih, kayaknya malam ini lagi kangen mba dita nih.
Oke ini adalahtantangan perkenalan diri. Izinkan saya me
mperkenalkan diri saya yang sebenarnya saya juga belum begitu paham dengan saya sendiri. Idihhhh apaan nih.

Panggil saja antika.

Itu nama panggilan yang keren. Kalian tahu, arti dari antika itu apa. "Anik dan SuTikno".
Kenapa dahi kalian mengkerut begitu?

Ah, iya. Mereka adalah kedua orang tua ku. Bu Anik yang telah melahirkanku, dengan taruhan nyawa, lalu ada pak Sutikno yang memberikan aku ilmu dan segalanya. 

Aku lahir tepat pada tanggal 17 Mei 1995 entahlah tepatnya pukul berapa. Aku lupa. Kalau kata bunda anik, pukul 07.00 WIB pagi aku lahir. 

Jangan kebanyakan basa-basi ah.nanti yang baca bosan. Oke nama lengkapku adalah "Antika Atsna Rafalesia"

Oke jangan tanya arti perkatanya ya. Saya belum coba cari tahu si makna nama itu apa, tapi kemarin sudah saya konfirmasi dengan pembuat namanya, dan usut punya usut, arti na saya adalah "Anak yang penyayang serta mengasihi saudara dan keluarga" Jujur,dahi saya berkerut, lalu jari telunjuk saya sekarang di dahi. Apa nyambungnya ya noh artinya. ternyata setelah saya konfirmasi lagi, eh itu adalahharapan orang tua saya, agar kelak menjadianak yang penyayang dan mengasihi keluarga dan saudaranya. Sayang, doa ini tidak serta merta terkabul begitu saja. Karena hingga usiaku menjelma angka 22. Aku masih pemegang presikat putri ter-cuek seantero jagat rumah saya. Iya benar, saya memang kurang peduli dengan keluarga saya, bisadibilang suak bodo amat. Sepertinya setelah saya tahu harapan orang tua saya begitu jadilah saya berpikir untuk berubah. 

Oke oke, lanjut. Saya trlah mengonfirmasi untuk beberapa kalinya. Ini agak masuk akal artinya,"Anaknya ayah dan bunda yg menjadi besar namanya" dih kenapa coba saya bilang bahwa ini adalah yang agak nyambung, heheh lihat nama saya ada nama bunganya ups hampir mirip nama bunga "Raflesia, eits nama saya Rafalesia loh ya" itu kan bunga raksasa ya ? Yah bunga bangkai juga si -__- ' . Lihatdeh mukaku langsung cemberut gini. Tapi tuh arti yang palingnyambung di antara yang lainnya. 

Oke oke lanjut, nama pena. Yah aku lenih suka dengan panggilan aaraa. Artinya apa? Itu kepanjangan nama saya. "Antika Atsna Rafalesia Arnoldi" ketawa jahat nih.
Ah iya rumah, maaf saya belum punya rumah. Lanjuut, hobi, ahaa. Hobi saya seperti wanita normal dong,"memasak" nah itulah saya doyan bener sama namanya masak. Kalau lagi bete, masak aja, nanti juga betenya hilang.
Cita-citanya apa aaraa?

"Dokter" idiiih bukan mahasiswa kedokteran aja ngaku dokter ya? 

Eh, kan belum selesai noh ngomongnya, dokter kebodohan alias "Guru" 

Aaraa orangnya gimana si? 

Saya orangnya suka ngga nyambungan, kalau pakai baju. Ngga suka kalau lemari berantakan, tapi ngga papa kalau kamar yang berantkan. 

Aaraa makan favoritnya apa?

Saya semua makanan suka tapi yang halal. Ah iya, tapi antara daging dan ikan. Saya lebih memilih ikan.

Oke deh,saya rasa cukup. Saya sudah jenuh nih, ngga hobi perkenalan diri. 

Bye,lanjut lain kesempatan aja ya .....

Tutup auratmu

"Nak, setelah sekian lama lihatlah rambutmu lucu sekali, kau terlihat cantik. Lebih cantik dari mama mu" bayangkan mama sedang mengelus rambut ikalmu.
Mama harap nasihat tentang persaudaraan telah kamu laksanakan dengan baik Nak.
Ah iya, Mama tidak akan banyak bicara kali ini. Oh itu tentu akan terjadi, lihatlah mamamu ini sedang menulis, bukan berbicara. Bacalah tulisan-tulisan mama, semua sudah kupersiapkan untuk kalian. Jika teman kalian ingin membaca. Biarkan. Berikan ilmu kehidupan ini untuk mereka juga.
"Berapa sekarang usiamu?"
Mama rasa bangku SD kelas enam sudah cocok untuk mu. Mau ikut ujian nasional ya? Di manapun itu dan kapanpun kamu membaca pesan ini. Berjanjilah untuk selalu mengingatnya.
Ambillah cermin itu, kau terlihat sangat cantik.
Tapi tunggu, Nak. Kecantikanmu itu bisa membawa mama dan papa mu ke surga. Wah, dahimu mengkerut. Apa yang hendak kau tanyakan?
"Bagaimana bisa Ma?"
Pertanyaan bagus anak manis. Rambutmu adalah auratmu Nak, pandailah dalam menjaganya. Jangan biarkan orang lain yang bukan mahrommu melihatnya. Dengan cara itu, maka kecantikanmu akan menjadi surga bagi kami.
"Tapi Ma, aku ngga bisa jadi wanita yang fashionable dong Ma, dan lihatlah Ma, aku sudah menutupi rambutku dengan kerudung ini Ma"
Wah... wah... anakku sudah pandai berdandan ya. Lihatlah kerudungmu Nak, rambutmu terlihat setelah matahari menyinari kerudungmu. Iya, jilbabmu terlalu tipis Nak. Itu akan membuat para lelaki membayangkan seberapa sebenarnya rambutmu. Jangan Nak, sehelai rambutmu saja bisa membawa papa mu tergores api neraka. Mama tahu, akan sulit bagi gadis belia seusiamu untuk berbeda dari yang lain. Nak, mama tidak meminta banyak. Kamu adalah amanah dari Tuhan kado terindah yang pernah mama miliki. Mau kah kamu menjaga hadiah Tuhan ini dengan baik. Setidaknya jagalah dirimu jika aku tak ada. Maka aku percaya. Lihatlah surga ada di depan mataku. Kesholehah-an mu yang membawaku ke sana.
"Ma, aku takut" iya mama tahu, kamu akan merengek membaca nasihat ini. Saat menuliskan ini, tanganku gemetar Nak. Aku takut. Takut kelak tak dapat mendampingimu, maka biarkan kutuliskan semua di sini. Setidaknya kau bisa menutupi auratmu sesuai perintah Allah. Mama menyayangimu, kau adalah hadiah yang sangat berharga, bertaruh nyawa aku membawamu ke dunia. Maka aku hanya ingin kau menjaga auratmu. Tentu kau sudah paham mana auratmu kan?
Mama yakin, papa mu lebih hebat mengajarkan hal itu.
Jangan biarkan sehelai rambutmu yang terlihat, akan menggores kulit mama dan papa di neraka.
Maafkan mama jika terlalu byak menututmu gadis kecilku. Ini semua maa lakukan, karena mama tidak ingin kau terlambat seperti mama, mama ingin kau menjadi lebih baik dibandingkan mama, itulah indikator mama berhasil mendidikmu. dulu seusiamu, mama masih abai. Maka sekarang penyesalan itu datang. Cobalah mengerti, aku bukan sok pintar mengajarimu, sayangnya Tuhan memberikanku kehidupan lebih dulu, sehingga aku mempunyai lebih banyak pengalaman hidup dibandingkan kamu.
Mama tidak ingin kelak kamu menyesal seperti ini. Maka akan kuberikan bocoran ujian ini padamu. Kelak kau akan berhasil menjalani kehidupan yang keras ini.
Tutupi rambut lucumu itu, biarkan hanya mama, papa, adik, kakak, paman dan suamimu kelak yang bisa melihatnya.
Aku menyayangimu, gadis manisku.

Sabtu, 11 Februari 2017

Jakarta Menghilang 2

***
Hari berjalan begitu cepat, tak terasa pertiwi mulai renta. Lihatlah di atas sana tuan atmosfer sedang menangis akibat luka yang begitu lebar. Sakit. Itu pasti. Lihatlah kelakuan manusia sekarang. Tak ada yang menyenangkan. Satu lagi hal yang bisa kalian lihat. Lihatlah kenangan dari Papua. Lihatlah terkelupas di sana dan di sini. Manusia mulai rakus. Telinga Jawa, kini dipenuhi lubang luka yang dalam menembus gendang telinganya.
"Jawa lihatlah, para manusia kini memotong rambutku. Aku yang dulunya cantik bak bidadari. Ratu rambut sejagat. Kini rambutku gundul. Jawa, sepertinya aku tak.bisa menerima semua ini. Aku tidak rela. Mahkotaku, rambut lebatku dipangkas habis" Kalimantan menangis sejadinya, dia memperlihatkan hutan gundulnya. Mahkotanya yang paling berharga.
Di peluk nya Kalimantan dengan Jawa. Peluk kehangatan dan penuh kasih sayang "Sudah lah Tan, jangan menangis. Jika kamu menangis, maka tubuhmu akan basah. Ingat bhawa sekarang kamu tidak punya rambut. Maka tak akan ada yang menyerap air matamu itu. Jika kau lanjutkan ma manusia akan ketakutan".
"Biarkan saja Jawa. Biar mereka tahu bagaimana rasanya tersakiti." Sumpah serapah itu datang dari mulut Kalimantan. Yang sejak tadi membasahi tubuhnya.
"Jangan begitu, jangan kau balas ke jahatan dengan kejahatan. Ingatlah Tan, kamu tak berhak menyakiti siapapun yang pernah menyakitimu. Karena mereka adalah milik Tuhan yang juga kau sayangi."
Lihatlah Jawa dan Kalimantan kini mengeluarkan air mata bersama. Hidup seperti mereka sangatlah sulit. Menjaga dan mencoba melindungi manusia. Menuruti perintah Tuhan.
***
Malam ini sungguh mengerikan. Manusia kembali berulah. Kini tidak hanya satu batang besi yang di tusukkan. Tapi berpuluh besi itu menghujam penuh dengki. Tak tahu bahwa ada rasa sakit yang dirasakan bumi yang mereka pijak.
Malam ini langit murka, tak ada hiasan yang menggantung. Bukan hanya langit yang murka, tapi ada teknologi yang juga ikut marah.
Tuhan menjawab doa Jawa. Sekian lama.ia merasa kesakitan. Pada malam ini juga dia tahu. Bahwa hidup adalah tentang berpasrah dan berbuat baik serta menjalankan skenarionya. Ada yang tiba-tiba menghilang dari tubuh Jawa. Dia hilang jauh entah kemana. Dia adalah Jakarta. Jakarta menghilang.
"Jakarta menghilang !!!!" Manusia kini heboh. Tak ada saluran televisi nasional yang menyiarkannya. Hanya beberapa televisi daerah yang menyiarkan dengan signal yang pas pasan. Karena semua stasiun televisi berpusat di telinga Jawa.
"Maafkan aku manusia, aku sudah tidak sanggup menderita.dan ketahuilah bukan aku yang membuang Jakarta. Tapi Tuhan yang telah mempermudah urusanku. Dan Tuhan menyelamatkan kalian dari kerakusan. Jadikan ini sebagai pembelajarn untuk kalian. Agar tidak menyakiti pertiwi." Suara itu hadir dengan nada penuh sesak. Manusia pertiwi hanya ternganga mendengar nasihat itu. Terlebih para manusia yang biasanya hilir mudik ke Jakarta. Kini di pagi hari saat mereka hendak kerja, jalan penghubung Jakarta telah kandas. Menyisakan ombak pantai yang lembut. Menyisakan lubang dengan luka yang indah. Penerimaan atas segala kejahatan.
Lihatlah di sana ada pulau kecil terdampar hampir dekat dengan antartika warnya gelap. Di sepanjang hari tak ada hal yang bisa di lakukan di kota metropolitan secanggih itu. Bagaimana bisa melakukan kegiatan, sedang segala sesuatunya membutuhkan energi listrik. Sudah satu minggu listrik padam, entah apa penyebabnya. Bahan bakar sudah habis untuk mencukupi cadangan listrik.
Awalnya kota ini adalah kota yang indah dan penuh dengan bangunan megah. Sekarang pun masih demikian. Hanya saja yang membedakan ada di perbatasannya. Perbatasan itu, kini berubah menjadi garis pantai. Jakarta menjauh, menjadi pulau sendiri. Ini terjadi dua minggu yang lalu, saat bumi meraung kesakitan.
Jakarta menjauh, Jakarta hilang. Karena ulah mausia rakus.

Jumat, 10 Februari 2017

Tidak

Tidak!!!
Aku tidak akan mencela hijrahnya
Aku akan mendoakannya, semoga kelak keistiqomahan menyertainya
Tidak!!!
Aku tidak akan mencela orang lain
Boleh jadi ia lebih baik dari aku
Tidak!!!
Aku tidak boleh mennagis untuk menjaganya
Aku harus kuat. Jika aku ingin menjadi benteng
Tidak!!!
Bahkan malas bukan lagi menjafi alasan
Tidak!!!
Kamu harus pergi dan memperbaiki dirimu

Jakarta menghilang

Malam ini langit murka, tak ada hiasan yang menggantung. Bukan hanya langit yang murka, tapi ada teknologi yang juga ikut marah. Di sepanjang hari tak ada hal yang bisa di lakukan di kota metropolitan secanggih ini. Bagaimana bisa melakukan kegiatan, sedang segala sesuatunya membutuhkan energi listrik. Sudah satu minggu listrik padam, entah apa penyebabnya. Bahan bakar sudah habis untuk mencukupi cadangan listrik.
Awalnya kota ini adalah kota yang indah dan penuh dengan bangunan megah. Sekarang pun masih demikian. Hanya saja yang membedakan ada di perbatasannya. Perbatasan itu, kini berubah menjadi garis pantai. Jakarta menjauh, menjadi pulau sendiri. Ini terjadi dua minggu yang lalu, saat bumi meraung kesakitan.
***
"Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi menahan beban manusia ini" Jawa mengeluh sepanjang pagi bersama dengan sumatra yang selalu mendampinginya. Maklum saja Jawa dan sumatra adalah saudara yang telah terpisah akibat bencana krakatau.
"Tapi kamu harus tetap bersabar Wa" dan setiap pagi kalimat itu seperti menjadi obat, karena Sumatra terus saja mengatakannya. Obat yang terkadang manjur untuk mencegah Jawa melakukan tindakan bodohnya.
"Kamu tidak merasakannya Sum. Aduuuuh... ini sakit sekali" Jawa kembali meneteskan air matanya. Menahan hujaman besi yang menusuk dalam telinganya.
"Bertahanlah, semoga ini yang terakhir Wa" Sumatra meniupkan air laut ke telinga Jawa. Setidaknya mungkin itu akan membantu penyembuhan lukanya.
***
Dulu sebelum semua berkembang di telinga Jawa, mereka: para manusia menghiasi perut Jawa,  tapi mereka tak sekejam ini. Mereka merawat, menjaga bahkan melindunginya dengan segenap jiwa. Manusia itu sangat mencintai Jawa. Bukti cinta itu ada dalam tubuh Jawa, para manusia yang melindungi jawa bahkan rela meninggalkan tubuhnya di dalam darah Jawa, mereka mengalir. Mengabdikan jasadnya untuk Jawa. Hingga tinggal beberapa gelintir manusia yang membuat keluarga pertiwi bangkit bersama.
"Merdeka.. merdeka!!" Seribu keluarga pertiwi bangkit menyerukan kemerdekaannya. Sang Pertiwi kembali bangkit. Jawa sebagai salah satu anak kesayangan pertiwi, telah di nobatkan sebagai Raja. Segala tahta telah di berikan pada Jawa. Karena dialah yang paling bijaksana diantara seribu kelaurganya, dialah yang paling banyak bertumpah darah diantara seribu keluarga lainnya.
Setelah perut Jawa sudah terhias begitu sempurna, pun begitu dengan anggota tubuh lainnya. Kini zaman telah berubah, segalanya tertinggal jauh.
Si sulung papua, memiliki potensi yang menakjubkan, dia menghasilkan sesuatu yang indah gemerlap. Kemerlipnya menyilaukan mata, bukan berlian. Tapi itu adalah emas. Kekayaan pertiwi.
Papua dan Jawa memiliki selisih usia yang jauh. Mereka tak begitu dekat, namun Papua adalah si sulung yang penyayang. Namun dibalik sikap penyayangnya itu, juga terbesit sikap egoisnya. Begitulah sulung, dia masih belum bisa stabil. Masih suka mencari jati dirinya.
Sore itu, saat senja jatuh di kaki cakrawala, sulung Papua memberikan bingkisan indah pada Jawa.
"Bukalah kak, aku membuatnya khusus untukmu kutambahkan beberapa berlian dan mutiara laut, indah jika kau pasang di telingamu" tanpa berpikir panjang tangan Papua segera melekatkan Anting itu di telinga Jawa.
"CANTIK" semua berseru kegirangan. Keluarga pertiwi kembali berpesta.
"Itu adalah anting monalisa. Di tempatku ada manusia kecil, namanya monalisa. Dan aku sangat menyukai perangai baiknya. Dia menjagaku, mencintaiku bahkan memelihara sumber daya alamku. Kegemarannya ada pada buah nanas. Maka untuk emas itu kiberi nama Monas (Monalisa Nanas), hahaha" keluarga prtiwi berguncang, canda tawa menghiasi atmosfer rumah mereka. Indonesia.
Tak terasa hari mulai petang, pemandangan indah akan segera hadir, para bintang mulai menampakkan kerlipnya. Seluruh keluarga pertiwi kini sedang asyik menikmati kemegahan malam. Hingga mereka tertidur pulas, seluruh manusia yang hidup di tubuh mereka pun, segera mematikan lampu dan menutup rapat mata.
hari berlalu begitu cepat, manusia semakin cerdas. Pemimpin manusia sedang menjalankan program beasiswa Jerman, seluruh peserta didik diminta untuk mencuri ilmu di negeri itu. Konon katanya, Jerman memang sangat pandai dalam hal teknologi. Bagaimana dengan pertiwi? Ah pertiwi adalah negara yang baru saja merdeka kemarin. Tapi jangan meremehkan pertiwi. Pertiwi memang punya banyak anak dan cucu, tapi sekalinya keluarga itu bersatu, maka tak akan ada yang berani menghancurkannya.
Apa kubilang, kemajuan teknologi maju begitu cepat, mengalahkan pertumbuhan pertiwi. Awalnya Jawa senang meskipun ia harus merelakan bagian tubuhnya terhujam besi-besi. Demi melihat hasil gedung-gedung indah menjulang tinggi. Dia senang karena bisa berkorban untuk manusia agar selalu bahagia.
Kemajuan teknologi itu hampir merubah banyak pulau, salah satunya adalah papua yang kini telah banyak di ambil sumber dayanya oleh negara lain.
Sore itu saat langit biru berubah menjadi merah, senja yang indah. Lihatlah di sana banyak manusia sedang asyik bermain di pantai. Jawa mendekati Papua.
"Papua hati-hati ya. Jangan sampai termakan janji dan bualan orang-orang asing. Ingat bahwa kita adalah satu keluarga pertiwi" Jawa menasihati Papua, mengelus lembut dengan ombak pantai.
"Tenang saja kak Jawa, Papua suka dengan mereka. Lihatlah lihatlah tanganku, lihatlah mahkota terbaru untukku. Dan lihatlah rakyatku kak" Papua memperlihatkan tangannya yang penuh dengan perhiasan emas dan kepalanya yang telah berhiaskan emas.
"Baiklah dik, kakak hanya ingin kau dibanggakan oleh manusia pertiwi kita" Jawa menjelaskan dengan lembut.
"Iya, kak. Aku juga melihatmu, hadiah yang kuberikan padamu sekarang telah menjadi monumen dan banyak manusia pertiwi yang membanggakan nya bukan?"
"Ah, iya dik, mereka menyukai hasil sumber alammu"
Senja itu habis dimakan gelap. Sekarang pertiwi tak lagi gelap. Bahkan gemintang pun tak mampu terlihat. Di sini telah maju teknologinya. Maka bintang berganti dengan lampu gedung yang kemerlipnya lebih indah. Tapi lihatlah tuan atmosfer di atas sana, dia seperti kesakitan. Pertiwi tak mampu berbuat apapun.
***
Saat ini terlihat pertiwi mulai renta. usia nya telah berbilang 500 tahun. Lihatlah papua, kini dia menjadi anak pertiwi terkaya. Tapi lihatlah di sana segerombolan masa merobek labang pertiwi. Mereka lupa, Atau mereka berkhianat. Ah, mungkin saja mereka sedang khilaf atau tertidur pulas lalu mengigau.
Tentu saja tidak begitu urusannya, papu masih segar, bukan sedang tidur. Tapi lihatlah. Dia hanya diam menanggapi permintaan manusia yang tinggal di atasnya.
"Papua, bagaimana bisa kau hanya diam, tanpa menasihati mereka. Bahaya jadinya jika mereka selalu mengusikmu begitu. Mereka akan pergi menjauh dari pertiwi" Jawa mencemaskan adik sulungnya.
"Entahlah kak, tapi manusia di tempatmu tak pernah sedikitpun menghargaiku, pun begitu dengan yang lain. Apa karena aku adalah si sulung yang tak pandai berjuang. Maka kalian mencampakkan aku." Sekarang papua mengangkat bahu dan tersenyum licik.
"Sadarlah Papua" Sulwesi kini tak lagi diam, melihat tingkah sombong adik sulungnya. Telunjuknya kini tepat di depan mata Papua.
"Sudah hentikan, jangan membuat kesalahan dengan perkelahian. Ingat bagaimana dulu manusia kita saling berjuang menyatukan kita. Bahakan lihatlah dRah mereka masih segar, menyatu di tanah kalian masinga-masing. Lihatlah bagaimana setiap manusia pasti pernah punya khilaf. Dan lihatlah diriku saat ini. Bahkan aku meraung kesakitan. Tapi aku masih kuat bertahan menyatukan pertiwi" Jawa kini menangis sejadinya. Air matanya tumpah. Dan ini membuat manusia heran. Karena hujan total di seluruh pulau Jawa.
Bukan hujan itu yang menjadi permasalahan. Lihatlah ada apa di telinga Jawa, terlihat menjijikkan sekali. Banyak air kotor mengalir, ciumlah baunya. Itu sangat menjijikkan.
"Apa kamu sakit?" Sumatra bertanya pada Jawa memegang jidadnya.
"Ah tidak kak, biasa ini hanya luka sedikit. Makanya telingaku jadi begini" Jawa menjawab dengan tenang. Dan kenghapus air matanya. Boleh jadi tangisnya tadi adalah ungkapan jiwanya yang memberontak karena kesakitan menahan hujaman besi panjang di telinganya.
Kisah itu baru dimulai. Baru bab awalnya saja.
***
"Aku pamit pergi, aku todak ingin bersama kalian lagi di keluarga pertiwi, setidaknya aku telah nyaman dengan mausia asingku, dan akan kujadikan budak para pribumi yang bodoh dan rakus itu, aku tak sudi memelohara manusia bodoh tak berguna" Papua melepas tali pengikat pertiwi detik itu juga.
Maka kini resmi papua, bukan lagi milik pertiwi. Seluruh anggota pertiwi mennagis sejadinya. Hujan seluruh nusantara. Tapi lihatlah di sana diujung sana terlihat papu sedang asyik berpesta minuman keras.
***
Bandarlampung, 10 februari 2017

Sabtu, 04 Februari 2017

Pesan 1 (Persaudaraan)

Nak, kelak kau akan hidup di dunia ini. "Kelak" ketika Tuhan telah mengizinkanmu tinggal di sini.
Jangan bertanya tentang kapan itu terjadi. Karena mama belum tahu waktunya.
Nak, sekarang dunia sudah berubah. Hal ini pun terjadi setelah mama beranjak usia 20 th. Masih gadis kala itu. Perubahan itu sangat bagus dalam dunia teknologi. Tapi Nak, ketahuilah bahwa ada perubahan yang lebih mengerikan, yaitu perubhan pola pikir, fashion dan gaya hidup. Semua benar-benar berubah. Bahkan persaudaraan pun jadi hanya sebatas keluarga.
Mama akan mengajarkan satu hal padamu. Tanamkan nasihat ini baik-baik dalam hatimu. "Nak, siapa yang kau anggap saudara adalah siapapun itu yang mengakui Allah, dia yang percaya bahwa Tuhan hanya satu yaitu Allah, yang menciptakan bumi, alam semesta juga seisinya" mengertilah dulu nasihat ini.
Apakah kau akan bertanya?
"Mah, di zamanku sangat banyak orang mengakui Tuhan hanya satu yaitu Allah, mereka juga bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan muhammad adalah rasul Allah. Lalu pasti saudaraku sangat byak ya mah"
Maka aku akan jawab "Iya Nak, mereka semua adalah saudaramu".
Mungkin pertanyaanmu akan berlanjut.
"Mah, tapi tidak semua dari mereka adalah orang baik mah, mereka hanya mengakuinya saja, tanpa menjalankan perintahnya" Baginilah rupa pertanyaan keduamu.
"Nak, kau benar-benar anak yang pandai. Maka dengarkan dan jalankan apa yang mama minta. Mama tetap ingin kau menganggap mereka semua saudaramu, sejahat apapun dia. Nak, tapi mama punya satu pesan untukmu. Bahwa mereka yang baik dan lurus menjalankan perintah Allah dan rasulnya, jadikan mereka sebagai gurumu dan saudaramu, siapapun itu dan jangan memandang usia. Sedangkan mereka yang hanya berkata bahwa tuhan itu satu. Dan meyakini muhammad. Tapi dia tidak menjalankan perintahnya dan tidak menjauhi larangannya. Maka dia adalah saudara mu,rangkul dia dan bawalah dia secara perlahan menuju jalan yang lurus" ini adalah jawabanku.
Nak, ketahuilah bahwa akan ada banyak manusia yang tersesat, sekalipun mereka telah meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan muhammad rasul Allah. Maka mama harap, kau tidak akan tersesat. Akan mama beri tahu caranya di episode selanjutnya. Agar kamu tetap memiliki saudara yang banyak dan kau akan tetap selalu di cintai Allah.
Bandarlampung, 04 Februari 2017

Kamis, 02 Februari 2017

Dia pergi

Dia pergi....
Membawa separuh dari ingatanku...
Dia pergi....
Saat tetesan air masih ramai memecah air tenang dijalan
Dulu tak ada ikatan antar kita
Karena hanya canda  tawa yang kurasa
Namun semua berubah
Berputar melawan arah
Hatiku mulai pedih
Kakiku terseok tak mampu jalan
Tangaku hanya mampu meraba
Mataku rabun
Kini dia pergi
Dia pergi
Dan dia benar-benar pergi
Dia pergi,
Sedang aku mengetahui kenyataannya
Bahwa aku menyukaimu...