Kamis, 13 Oktober 2016

Terimakasih Pak, Remindernya



Mengacu pada surah al-maidah ayat 51
Dari dulu, sejak saya duduk dibangku SMP saya sudah tahu bahwasannya saya sebagai seorang muslim jika dijelaskan dalam surah tersebut adalah jelas bahwa saya tidak dapat memilih pemimpin seorang nasrani dan yahudi. Hal ini bukan suatu rasisme atau apapun itu. tapi ini adalah suatu ketetapan yang sudah ditetapkan dalam agama saya.
Sejak lahir saya diperkenalkan Alquran oleh orang tua saya. Alhamdulillah karena saya adalah bayi yang lahir dari seorang muslim. Bukan. Lagi-lagi ini bukan tidak ingin memberikan toleransi dalam beragama. Sekali lagi bukan. Tapi sejak kecil saya telah diajarkan untuk taat kepada Tuhan saya, Kitab suci saya dan nabi saya.
Ketaatan kepada Tuhan, saya berikan dengan selalu mencintainya kapanpun dan dimanapun
Dengan taat kepada Tuhan berarti saya memiliki pedoman dalam hidup saya yaitu “Alquran” sebagai kitab suci.
Setiap perilaku saya, saya punya contoh untukk terus memperbaiki diri saya sendiri yaitu Kekasih-Nya, dia lah tauladan saya yaitu nabi “Muhammad SAW”.
Sulit bagi remaja seperti saya untuk stabil dalam urusan agama ini. terlebih ligkungan kerap membumbui pikiran saya.
Jauh dari orang tua dan berada di dunia luar seperti ini banyak hal baru yang ingin saya coba lakukan dan banyak bumbu-bumbu lezat yang pernah merasuk dalam pikiran saya.
Maka benar jika pernah ada orang tua menasihati putra putrinya untuk mberhati-hati dalam memilih teman. Karena lingkungan juga akan memeperngaruhi sikap, sifat dan pikiran kita.
Saya pernah merasakan hadir diantara orang-orang berpaham liberal
Sempat pernah juga ada dipikiran saya “ngapain memilih pemimpin muslim tapi ujung-unjungnya dia juga ngga amanah”. Bukan pernah, tapi di akhir masa remaja saya saya pernah berpikir seperti itu. bahkan tak jarang saya juga melupakan pedoman saya saat kecil dengan kata-kata bijak yang pernah hadir masuk dan membuat warna dalam otak saya. Hingga kejadian ini bermula. Saat beliau yang disana mencela. Tapi aku tidak sedih, sekali lagi aku tidak sedih karena dia mengatakan bahwa banyak orang yang dibodohi dengan ayat Almaidah-51.
Bukan aku tak lagi mencintai pedoman ku (Alquran) tapi aku sangat berterimakasih kepada beliau yang mengatakannya. Karena dengan perkataan beliau, saya langsung membuka alquran diatas meja. Dan membaca artinya. Maka dari hal itu saya banyak belajar. Bahwa setiap ketetapan yang telah ditetapkan adalah mutlak hukumnya.
“patuhi perintahnya, dan jauhi larangannya” itu mutlak apa yang diperintahkan Allah.
Maka izinkan saya mengucapkan kata terimaksih seklai lagi untuk orang-orang yang telah menyadarkan saya dengan cara mencela.
Dan semoga kita bisa belajar banyak hal dari setiap kejadian. Apapun itu,
Buatlah hati dan pikiran kita semua tenang, lalu pikirkan dengan baik. Mengapa terjadi hal seperti ini???
Karena tidak ada suatu kebetulan, yang ada hanyalah takdir yang telah ditetapkan.
#Semangat

Bandarlampung, 13 oktober

5 komentar:

  1. alhamdulillah kelir. tidak mengandung 'begituan' seperti yg dikhawatirkan

    BalasHapus
  2. Itulah, stiap kjadian pasti ada hikmahnya. Dr pristiwa itu makin banyak mslim yg paham sama ayat itu..insya Allah..nice post mbak...

    BalasHapus
  3. Itulah, stiap kjadian pasti ada hikmahnya. Dr pristiwa itu makin banyak mslim yg paham sama ayat itu..insya Allah..nice post mbak...

    BalasHapus
  4. sip pasti ada hikmah yang tercecer dan harus kita pungut dari setiap peristiwa

    BalasHapus
  5. Hi, Mba Antika. Suka sama idenya. Sederhana, tapi itu pun yang saya rasakan.

    BalasHapus