Sabtu, 13 Mei 2017

5 Faktor ibu menyayangi putra-putrinya

Hanya ingin menceritakan sesuatu tentang seseorang.

Bagaimana kisah seorang ibu yang harus menjaga jarak dengan anak kandungnya.

Untuk para ibu di seluruh penjuru dunia. Aku sangat yakin, tidak ada sedikitpun niat kalian untuk membenci anak kandung kalian. Seburuk apapun rupanya, seburuk apapun perangainya karena itulah naluri seorang ibu.

Apa sebab yang membuat ibu begitu menyayangi putra/putrinya?

1. Karena ibu selalu membersamai kita
Sejak komponen utama penyusun kita telah terperangkap, saat itu bahkan kita belum lahir, tapi kita telah bersama ibu, menyatu dalam tubuhnya. Saat itu bahkan kita belum punya sebutan apapun. Bahkan ibu belum mengetahui jenis kelamin, dan apakah kita ada atau tiada.

2. Kebahagiaan yang dialaminya
Empat bulan sudah. Segumpal daging telah menjadi daging kemudian menjadi tulang belulang yang kemudian dibungkus dengan indah atas kehendak Allah. Di tahap ini kebahagiaan itu mulai muncul dari dalam hati ibu. Peristiwa yang kusebut sebagai kebahagiaan bersama. Kita sudah menjadi sesuatu yang disebut manusia sebagai janin. Tuhan telah meniupkan ruh beserta dengan buku perjalanan kita.
Betapa bahagianya ibu saat itu mendengar detak jantung di dalam perutnya.

3. Rasa sakit yang menyenangkan
Bagaimana kehidupan yang lebih panjang akan memberikan pembelajaran yang sangat berarti. Tubuh kita saat itu sudah mulai membesar. Tulang rusuk ibu bahkan sering kita himpit. Itu adalah rasa sakit yang teramat, tapi hatinya berbahagia. Sungguh itu adalah rasa cintanya terhadap kita. Dia begitu serius mempelajari hal-hal baru untuk kesehatan kita di dalam perutnya. Perjalanan kita juga sudah amat panjang, terkadang kita merunta, menendang hingga membuatnya kesakitan. Maka dia akan tetap menyayangi kita atas bahagia sakitnya.

4. Paras kita yang rupawan dimatanya
Waktu telah ditetapkan saat Allah meniupkan ruh, maka ketika malaikat membaca buku perjalanan kita, dengan mudah dan atas izin Allah kita lahir melihat indahnya dunia. Mendengar seruan dari Allah untuk pertama kalinya. Kita bahkan tak pernah ingat itu bukan?.
Ibu menyaksikan kita dengan seksama, menatap lekat mata kita, kulit yang masih kemerahan.

"Indahnya permataku" ia jatuh cinta pada kita. Jatuh cinta untuk pandangan pertamanya.

5. Harapan
Diciumnya kening kita, lalu diberikannya sesuatu yang kita butuhkan (Asi). Bersama itu, muncullah harapan-harapan yang akan menggantung pada dirimu. Harapan yang bersama tatapan wajahmu ia terlahir. Maka, bersama harapan itulah kebahagiaannya akan tetap benderang. Itu adalah bukti nyata kasih sayangnya. Sehingga ibu akan selalu menyayangi putra putrinya.

Maka, suatu saat. Ketika ibu mengambil suatu keputusan atas diri kita, lalu kita berpikir itu akan menjadi kerugian bagi kita. Sesekali tengoklah betapa dia begitu menyayangimu. Sehingga setiap keputusannya tidak akan menginginkan kita sengsara.

*tulisan ini haya kupersembahkan untuk ibu-ibu yang waras. Jadi yang merasa ibu gila tidak perlu membaca hehe

Tahu maksud ibu gila??
Yaitu ibu-ibu yang tega membuang anaknya. Anggaplah mereka kehilangan kesadarannya, mereka kehilangan jiwanya. Hingga wajar saja mereka berbuat seperti itu. Ah, malangnya dia yang tiada karrna dia.

1 komentar: