Rabu, 19 April 2017

Rindu dalam Kata

Untukmu yang selalu berkata cinta datang terlambat.  Jangan gunakan kata ini untuk membuat penyesalan terbesar dalam hidupku.

Cinta kita tak pernah datang terlambat. Hanya saja dulu, kamu belum berhak untuk hadir. Aku dan kamu yang semula adalah dua insan yang tak saling, kini menjadi saling. Maka diantara percakapan senja kita, jangan biarkan kata terlambat itu muncul menjadi santau.

Akhir dari sebuah kisah yang memilukan, menjadi jelmaan gerimis yang menghiasi tawa kedua insan yang sedang asyik bercengkrama. Membalas tawa dan cubitan manis pipi. Ah, rupanya aku tak seburuk yang kupikirkan. Lihatlah dirimu yang kini hadir diantara siang dan malam, memelukku erat tanpa pernah lelah dan jemu.

Pernahkan kamu berpikir walau hanya sedetik untuk tidak membersamaiku. Rupanya tawamu pun bisa kuterjemahkan menjadi untaian kata indah bak rangkaian papan bunga. Aku dan kamu mungkin tak akan menjadi kita. Jika takdir tak berkehendak.

Aku berhenti manyaksikan tawamu dalam sekejap mata, menyimpannya dalam memori jangaka panjang semampuku. Wajahmu begitu elok, bulat, bola matamu coklat, lantas aku melihat tahi lalat ukuran kecil yang menambah rupawan wajahmu, sekarang tumbuh di batang hidung sebelah kiri.
Sesekali kuayunkan lembut kakiku untuk terus mengayun, sembari tangan membelai rambutmu, di ayunan belakang rumah. Lantas celotehmu tentang sembarang sejarah ilmu, akan terangkai dan masuk dalam telinga. Aku hanya harus terus mendengarkanmu lalu mengaplikasikan ilmu tersirat yang kamu ajarkan.

Sekali lagi aku beritahu, bahwa ini bukanlah cinta yang datang terlambat. Tapi ini adalah cinta yang datang diwaktu yang tepat, bersama dengan seseorang yang tepat. Lantas aku lupa bahwa air mataku terlalu lama menetes. Karena kerinduan ini hanya dapat tersampaikan melalui kata, bukan kenyataan.
Selamat tinggal Roy, kekasihku. Jiwamu hidup dalam kata, namun ragamu hilang ditelan bumi. Tanganku hanya mampu, menggenggam erat tali ayunan lantas kakiku masih asyik mengayun menikmati hembusan angin yang menggelitik rambut kaki ku.

Sesekali tanganku menari diatas kertas, menggoreskan setiap jengkal kerinduan yang menjadi kawan masa tua bersama sejarah, akan kuukir kisah kita. Tentang cinta yang datang diwaktu yang tepat.

5 komentar:

  1. Cinta datang terlambat ... *eh di waktu yang tepat ... 😁

    BalasHapus
  2. Tidak ada cinta yang datang terlambat, yang ada orang yang terbaik datang di saat yg tepat

    BalasHapus
  3. Semua akan indah pada waktunya ^^

    BalasHapus