Jumat, 17 Februari 2017
Pernah
Kita adalah sebatas pernah
Pernah berjumpa dalam mimpi
lantas memberanikan diri atas pertemuan.
Pada bait yang kuberi nama harap
dia tak lagi dapat terungkap
Hanya sebatas angan dengan kata pernah.
Sebab dunia bukan milik kita...
lakon atas kehidupan
Dia-lah yang mencipta.
Kita hanya sebatas pernah.
Tinggal pada suatu masa
Dengan bait aksara yang menjelma
menjadi kita yang pernah.
Seandainya rembulan datang
pada malam yang kukenal syahdu....
sayangnya bintang tak lagi dapat bersama.
Maka pada malam yang rumit
dia menjelma kata pernah
Pernah bersama namun tidak selamanya.
Pada alunan melodi...
bait yang kuingat adalah kenangan
Kenangan atas masa yang pernah kita harapakan.
Kata pernah menjadi rumit
saat jiwa tak lagi sadar.
Di sana ada mimpi,
yang tak akan menjadi nyata,
hanya akan sebatas pernah.
Jika bulan dan bintang terlihat mesra
maka kita hanya akan mengata pernah.
Serupa pernah terjadi
meski dalam mimpi yang rumit.
Benang ikatan pun menjadi rumit,
warna merah terlihat cantik
meski pipih lalu kandas.
Hanya sebatas pernah,
tangan kita saling berjabat
Lalu
lambaiannya terlihat jelas.
Maka kita sepakat,
menjelma kata pernah adalah kisah kita.
Aaraa