KELUARGA BARU, PENGALAMAN BARU, SEMANGAT BARU, MENULIS LAGI ^^
15 Agustus 2017,
Aku memutuskan untuk mendaftar menjadi salah satu anggota FLP
bandarlampung. Impian lama yang akhirnya terwujud. Saat itu aku
menghubungi mba Novri sebagai salah satu Sumber informasi open recruitment FLP
Bandarlampung.
Aku pikir tanggal
15 menjadi akhir dari
pendaftaran. Eh, ternyata pendaftaran dimundurkan hingga 18 Agustus
2017. Hal ini sontak membuat aku tertawa sendiri, karena di tanggal 15
itu nenekku meninggal. Makanya aku yang saat itu masih di kampung tanpa
ATM dan signal internet memutuskan untuk menelpon seorang teman, meminta
tolong transfer untuk pelatihan kepenulisan dan pelantikan FLP.
Oke, tanggal
15 aku sudah resmi menjadi calon anggota FLP. Setelah memberikan bukti
transfer kepada mba Novri.
19 Agustus 2017,
Sabtu.
Pagi itu matahari enggan keluar, mungkin dia murka atau memberi
berkah. Karena gerimis datang menghambur di kota bandarlampung. Padahal sudah 30 menit berlalu
kakiku sudah siap melangkah keluar rumah.
Sesekali aku menatap langit memastikan hujan mereda, tapi buliran air
itu masih suka mencipta rindu pada tanah.
Hari ini adalah hari pelatihan menulis FLP yang
diadakan di rumah albi alfamart kimaja. Jarak tempuh dari rumah ke lokasi
kurang lebih 3 km. acara ini akan
dimulai pukul 08.00, maka aku harus hadir sebelum pukul 08.00. berikut adalah gambar lokasinya:
Pukul 07.30 aku memutuskan untuk berperang
dengan gerimis. Aku memutar gas motor dan melaju dengan kecepatan sedang. Selama
perjalanan air hujan semakin riuh menyerang. Tapi aku masih semangat menatap
jalanan.
Sesampainya di sana, aku hanya menemukan
seorang peserta. Namanya Nisda. Dia menggunakan jilbab abu-abu dan wajahnya
putih. Selain Nisda, ada juga beberapa panitia yang tengah menyiapkan jalannya
acara.
Jam di ponselku telah menunjukkan angka 08.00
tapi belum banyak peserta yang hadir. Beberapa panitia juga masih menyiapkan
acara. Hingga akhirnya ada umi Naqiyyah
Syam hadir. Seorang founder Tapis
Blogger dan sekaligus menjadi pemateri pada hari ini.
Materi pertama diisi oleh umi Naqiyyah Syam dan
juga beberapa teman FLP. Materi ini berisi tentang bagaimana proses
terbentuknya FLP. Semua berawal dari Helvy Tiana, Asma Nadia dan Maimun yang
ingin mencoba menghidupkan dunia literasi di Indonesia.
Hayoo,,, dari tadi ngomongin FLP sebenarnya
udah pada tahu belum nih apa itu FLP. FLP itu singkatan dari Forum Lingkar Pena.
Nah loh, ada pena-penanya, dan ini merupakan forum. Yang ada dipikiran saya waktu itu si FLP
adalah organisasi para penulis-penulis gitu. FLP sendiri memiliki 3 pilar
yaitu: Keislaman, Keorganisasian dan Kepenulisan.
FLP memilih pilar keislaman adalah agar para
penulis yang berada dalam lingkaran FLP akan dididik menjadi penulis yang
menyampaikan kebenaran. Karena seperti yang kita tahu bahwa islam adalah agama yang
dipenuhi dengan kebenaran. Sedangkan
untuk pilar kepenulisan, tentunya dipilih FLP karena FLP merupakan forum
lingkaran orang-oarang yang menykai dan ingin masuk dalam dunia
kepenulisan. Kemudian untuk pilar
keorganisasian dipilih FLP adalah agar FLP tidak hanya ada saat Bunda Helvy dkk
membuat suatu forum. Tapi FLP ingin forum ini menjalur kepada seluruh
masyarakat baik Indonesia itu sendiri ataupun manca negara. Sesuai dengan yang
diinginkan bunda Helvy dkk, yaitu menghidupkan dunia literasi. Maka jelas sudah
keorganisasian sangat dibutuhkan dalam FLP untuk tetap menghidupkan FLP, dan
menambah jaringan-jaringan baru FLP, hingga mencapai tujuannya.
Materi sejarah FLP ini berlanjut dengan materi
tentang dunia blog, yang tentunya masi diisi oleh umi Naqiyyah Syam, yang ilmu
dunia per bloggerannya insyAllah mantab habis… Aku mendapatkan tiga hal penting
pada materi ini; 1) hiasi konten blog dengan informasi yang baik 2) membranding
diri 3) membuat portofolio yang keren uey ,,
Materi kedua diisi oleh bapak teknik yang
merapel penyair yaitu Kak Angga, apa yang ada dipikiran kalian ketika diperintahkan
menulis puisi dalam dua menit. Ihh,, seriusan deh ini benar-benar jadi momen
paling uwow,,, aku ngga bisa mikir seketika, dan entah apa yang aku tulis itu
aku ngga tahu. Tapi kak Angga benar-benar mantab. Satu hal yang aku dapatkan
dari materi ini; yaitu puisi harus bisa dideskripsikan. Memang hanya kita yang
tahu bagaimana perasaan saat menulis puisi, tapi ingatlah. Kita akan membuat
karya yang akan dibaca oleh orang lain, jadi harus jelas. Buat agar pembaca
memahami apa yang hendak kita sampaikan.
Oke, ruangan mulai panas, panas sekali. Sampai akhirnya
kertas menjadi pelampiasan kegerahanku. Materi
selanjutnya adalah materi dari kak Fitri, eh Bunda Fitri. Ini nih sekanceannya
umi Naqiyyah, si emak-emak hebat dan cerdas nih. Beliau banyak memberikan wejangan nih, dan
aku,,, dapat hadiah buku karya beliau loh…Noh potonya bukunya…
Ingat, hari ini aku bahagia punya keluarga baru
Hari Kedua
Sayang beribu kali sayang, aku harus terlambat
di hari kedua. Karena aku berangkat dari Metro. Dan itu jelas membutuhkan waktu
yang sangat lama. Hari kedua diisi oleh materi yang tak kalah keren dengan hari
pertama.
Materi pertama diisi oleh kak Izzah Aniisa
seorang penulis cerita anak. Wawww mantab kan, sayangnya saya terlambat sedikit.
Dan saya kurang sering baca buku cerit anak.
Materi kedua diisi oleh orang yang penuh dengan
semangat, siapa dia klaau bukan bang Adian. Beliau pernah bekerja di lampung
POST materi beliau tentang jurnalistik. Dan kalian tahu kata-kata yang saya ingat
sampai sekarang adalah “Jurnalisme adalah Fakta”.
Materi ke tiga diisi oleh orang yang keren juga
nih, siapa dia… jeng jeng jeng… adiknya uncle di ODOP. Heheh becanda. Beliau adalah
bang Alexander, kalian tahu waw penampilannya cocok banget jadi seorang
sastrawan surelis eh gitu deh kalau ngga salah sebutannya. Beliau sejenis uncle
deh … jangan tanya siapa uncle tapi uncle adalah sastrawan hebat menurut aku
hehe …
Oh iya bang Alexander ini mengajarkan kita
bagaimana menulis kalimat yang baik. Sebenarnya materinya tentang cerpen, tapi
berhiubung buat kalimat saja belum bisa. So, bang Alex mengajarkan buat kalimat
yang baik dulu deh
Oh iya, ini keluarga baru ku ....