Hari ini juga semangat saya seperti tercharge ulang.
Dulu saya pernah bermimpi ingin menulis setiap hari.
Sampai sampai saya sok ide gitu
Mencari komunitas yang siap mengajak saya untuk menulis setiap hari.
Dulu saya pernah bermimpi ingin menulis setiap hari.
Sampai sampai saya sok ide gitu
Mencari komunitas yang siap mengajak saya untuk menulis setiap hari.
Sebelum kenal odop. Saya sudah pernah punya missi untuk one day one post ala saya sendiri. Yang awalnya saya buat one day one week. Hingga akhirnya entah ada kesibukan apa.
Jadi semuanya musnah begitu saja.
Jadi semuanya musnah begitu saja.
Saya rasa kemusnahan itu akibat dari kesendirian saya.
Makanya saya mencari cara, bagaimana mendapatkan komunitas yang bisa mengajak dan bimbing saya untuk terus berkarya.
Makanya saya mencari cara, bagaimana mendapatkan komunitas yang bisa mengajak dan bimbing saya untuk terus berkarya.
Bertemu odop adalah hadiah terindah yang pernah Allah berikan.
Sekali lagi saya suka berada dalam komunitas ini.
Sekali lagi saya suka berada dalam komunitas ini.
Semangat sekali saat pertama kali masuk odop.
Semangatnya membara.
Bahkan saya sempat sudah membuat 8 cerpen dan beberapa sajak sebelum tantangan 1 oktober di mulai..
Semangatnya membara.
Bahkan saya sempat sudah membuat 8 cerpen dan beberapa sajak sebelum tantangan 1 oktober di mulai..
Awalnya saya punya tekad untuk memposting tulisan setiap hari. Tapi ternyata saya terlena dengan libur di hari sabtu dan minggu yang odop berikan. Hingga saya melupakan missi untuk benar-benar-benar berodop.
Hari ini, entah perasaan saya yang sedang terlalu peka. Atau memang benar nyatanya begitu. Saya baru sadar kalau ternyata banyak yang sudah berguguran di odop.
Para odoper sudah mulai runtuh.
Sedih melihat hal mengerikan itu.
Pinginnya mengulurkan tangan menarik kembali mereka yang sudah gugur. Tapi mereka semua pasti sudah punya alasan yang benar-benar kritis.
Sedih melihat hal mengerikan itu.
Pinginnya mengulurkan tangan menarik kembali mereka yang sudah gugur. Tapi mereka semua pasti sudah punya alasan yang benar-benar kritis.
Jujur saya bukan hanya ada dalam komunitas odop. Tapi kebetulan saya juga ikut ruang kolaborasi.
Dan sedih nya juga. Tiba-tiba emak di ruang kolaborasi jiga mempertanyakan kembali komitmen kami di ruang kolaborasi (sebut saja RK) .
Kalau di RK kami selalu wajib mengikuti diskusi. Bahkan ada presensinya juga. Dari 44 anggota, setiap diskusi yang membaca hanya 12 orang. Entah yang lain kemana. Sedangkan yang presensi ada 28 orang. Hari ini semua seperti menegur....
Dan sedih nya juga. Tiba-tiba emak di ruang kolaborasi jiga mempertanyakan kembali komitmen kami di ruang kolaborasi (sebut saja RK) .
Kalau di RK kami selalu wajib mengikuti diskusi. Bahkan ada presensinya juga. Dari 44 anggota, setiap diskusi yang membaca hanya 12 orang. Entah yang lain kemana. Sedangkan yang presensi ada 28 orang. Hari ini semua seperti menegur....
Di RK lebih keras lagi didikannya. Tantangannya pun lebih sulit. Karena ini ruang kolaborasi , maka kami dituntut untuk berkolaborasi dengan orang yang mungkin belum kita kenal sebelumnya.
Dari awal menetukan tema hingga proses pembuatan karya, sampai pada tingkat revisi. Pasti sangat sulit.
Dari awal menetukan tema hingga proses pembuatan karya, sampai pada tingkat revisi. Pasti sangat sulit.
Bagi saya itu sulit. Tapi mingkin ada yang berkata itu mudah.
Back to my mission
Minggu lalu, jujur saja. Saya sudah hampir melangkah keluar dari pintu odop dengan alasan saya mungkin memang tidak mampu.
Minggu lalu, jujur saja. Saya sudah hampir melangkah keluar dari pintu odop dengan alasan saya mungkin memang tidak mampu.
Tapi setelah saya kembali membuka beberapa web teman-teman odop dan juga ada seseorang yang saya janjikan tulisan saya. Maka demi itu mungkin saya masih bertahan. Namun kemudian semangat itu melemah kembali. Ternyata ada yang membuatnya kembali bangkit. Yaitu niat awal saya. Juga komitmen awal saya mengetuk pintu odop.
Pun begitu dengan RK . Pernah terlintas dipikiran saya untuk melangkah mundur. Terlebih saat masa dimna penyatuan cerpen. Dengan alur yang tidak sesuai , rasanya saya ingin marah dan memilih pergi. Tapi tunggu . Hati saya kembali mengingatkan niat awal saya masuk RK. Bahwa saya BELAJAR. Maka demi iti saya jiga mengurungkan niat saya untuk pamit.
Sampai saya kepikiran buat sajak antara kembali dan pergi (bisa check di postingan sebelumnya)
Untuk teman-teman odop juga teman-teman ruang kolaborasi. Coba check kembali niat awal kalian. Komitmen kalian saat mengetuk pintu ini. Harapan apa yang pernah kalian tanam di halaman belakang rumah komunitas ini. Maka jangan biarkan ia mati. Tapi tetap sirami dan rawat tanaman itu. Ayoo bangkitkan lagi semangat kita..
Semangat menulis. Semoga tetap istiqomah...
Semangat menulis. Semoga tetap istiqomah...
Muda berkarya
Muda bangkit
Muda kreatif
Mauda inspiratif
Muda bangkit
Muda kreatif
Mauda inspiratif
Metro, 24 oktober 2016
Ayo semangat, semakin hebat tantangan nya semakin kuat niat nya
BalasHapusIyaa uncle...
HapusSiap semangat... Yang penting itu harus bisa jaga konsistensi semangatnya uncle
Ayo semangat, semakin hebat tantangan nya semakin kuat niat nya
BalasHapusSemangat ... semangat. Kita jaga semangat ini terus, terus dan terus ya, tidak hanya di ODOP atau grup menulis lainnya :)
BalasHapusSemangat kak! Makasih sudah diingatkan :)
BalasHapusAyooo semangaat.. kunci memang ada dalam diri kita sendiri.
BalasHapussemangat...!
BalasHapusSemangat ya
BalasHapusSemangat ya
BalasHapuswaw pasti udah jago banget nih nulisnya. udah terasah di RK.pasti ng-odop bisalah
BalasHapusDi RK liar biasa ampuhnya.. Kudu kuat berkolaborasi wkwkwk
HapusKak febie ikut RK juga?