"Kenapa kamu diam saja ri?, ada masalah kah?"
Aku menghampiri riri yang sedang duduk di atas rumah-rumahan ditengah kolam
dekat asrama. " eh ara, bagaimana menurutmu?" Riri tersadarkam dari
lamunanya
"Apanya yang bagaimana ri?"
"Ari.... " ujarnya sambil meneteskan air mata
" ada apa dengan ari?" Aku berusaha menenangkannya
"Ari, berkhianat. Dia bilang dia tidak akan pernah mengkhianatiku, tapi apa?dia diluar sana ternyata sudah punya yang lain. Dia jahat ra. Dia tak lagi ingat akan aku. Dia bahkan mungkin telah lupa . Dia bahkan tanpa rasa bersalah telah memutuskan aku. Aku tak pernah tahu dia sejahat iu terhadapku" riri berusaha menceritakan semua yang menusuk hatinya
"Husss sudah ya ri ya sudah. Jangan menangis lagi ya. Ari disana saja belum tentu sedang menangisimu. Bahkan mungkin dia sedang tertawa lebar. Sudah ya , aku tahu kamu terluka, dan mungkin sangat terluka, tapi ingatlah kembali ri, mungkin inilah jalan dari Tuhan, Tuhan hanya tidak ingin kamu masuk dalam hal yang mungkin itu akan membuatmu bahaya, Tuhan sayang kamu. Dia tidak ingin melihatmu bersama ari saat ini. Sudah ya hapus air matamu itu". Aku mencoba menasehati riri. Kasihan dia ternyata dia sedang disakiti oleh orang yang dulu katanya amat menyayanginya.
"Apanya yang bagaimana ri?"
"Ari.... " ujarnya sambil meneteskan air mata
" ada apa dengan ari?" Aku berusaha menenangkannya
"Ari, berkhianat. Dia bilang dia tidak akan pernah mengkhianatiku, tapi apa?dia diluar sana ternyata sudah punya yang lain. Dia jahat ra. Dia tak lagi ingat akan aku. Dia bahkan mungkin telah lupa . Dia bahkan tanpa rasa bersalah telah memutuskan aku. Aku tak pernah tahu dia sejahat iu terhadapku" riri berusaha menceritakan semua yang menusuk hatinya
"Husss sudah ya ri ya sudah. Jangan menangis lagi ya. Ari disana saja belum tentu sedang menangisimu. Bahkan mungkin dia sedang tertawa lebar. Sudah ya , aku tahu kamu terluka, dan mungkin sangat terluka, tapi ingatlah kembali ri, mungkin inilah jalan dari Tuhan, Tuhan hanya tidak ingin kamu masuk dalam hal yang mungkin itu akan membuatmu bahaya, Tuhan sayang kamu. Dia tidak ingin melihatmu bersama ari saat ini. Sudah ya hapus air matamu itu". Aku mencoba menasehati riri. Kasihan dia ternyata dia sedang disakiti oleh orang yang dulu katanya amat menyayanginya.
Tetesan air mulai mengguyur kolam. Hujan datang aku masih
saja bersama riri siang itu didalam rumah-rumahan ditengah kolam ini. Menikmati
dinginnya udara. Dan menikmati percikan air hujan. Aku suka menikmati hujan.
Bahkan aku sangat suka akan hujan, bisa dibilang aku adalah penikmat hujan. Riri
tetap bercerita tentang masa lalu nya bersama ari. Ya aku hanya sedang
mendengar dan sedikit memberi semangat untuknya. Kasihan dia matanya mulai
membesar akibat terlalu banyak menangis mukanya pun pucat karena dehidrasi.
Langit sore ini merah sekali. Tapi indah. Dan aku suka
dengan suasana juga warnanya bahkan udaranya pun aku suka.
"Pulang yuk ri, sudah mau magrib, kita siap-siap sholat dulu. Mandi dulu oke" aku membujuk riri agar dia mau kembali ke asrama, menggandeng tangannya dan mengusap air mata di pipinya.
"Pulang yuk ri, sudah mau magrib, kita siap-siap sholat dulu. Mandi dulu oke" aku membujuk riri agar dia mau kembali ke asrama, menggandeng tangannya dan mengusap air mata di pipinya.
Tepat sekali hari ini tanggal ini riri berpacaran dengan
ari selama 1 tahun 6 bulan 12hari. Dan tepat sekali hari ini mereka memutuskan
utuk tidak melanjutkan hubungan itu.
***
Terik matahari menembus celah dedaunan, bel sekolah pun
nyaring berbunyi, setelah sekian lama tidak mendengarkan bel sekolah berbunyi,
akhirnya hari ini aku mendengarnya. Kami semua baru saja memanfaatkan liburan
kenaikan kelas di rumah masing-masing. Tidak ada yang tidak naik kelas, hanya
saja ada beberapa anak dari kelas ku yang naik kelas dengan syarat-syarat
tertentu, karena mereka semua tidak ada yang kurang dalam pelajaran eksak,
namun mereka kurang lancer dalam menyetorkan hafalan mereka, maka syarat naikkelasnya
hanya menyetorkan hafalan yang belum di setorkan.
Sebentar lagi akan ada ujian nasional untuk aku dan
teman-temanku yang duduk di bangku kelas IX. Tapi lagi-lagi fikiranku tetap terbesit
tentang ella. Aku sudah tidak satu kamar denganya karena aku sudah kelas IX
jadi kamarku ya bersama teman 1 kelasku perempuan itu yang jumlahnya hanya
13orang.tapi aku masih bisa bertemu ella, walau hanya sebentar dan tak sesering
dulu. Mungkin sekarang ini bisa dibilang 1 pekan hanya 2x atau 2hari yang
benar-benar kita bertemu mengobrol. Bagaimana tidak, aku sibuk dengan persiapan
ujian ku, sedangkan ella sibuk dengan kegiatan osisnya itu.
Berbulan-bulan aku tetap tak pernah menanyakan tentang
rasa ella terhadap ari. Entahlah tapi aku ingin menanyakan hal itu ketika
pertemuanku nanti malam bersama ella. Hanya
ingin mengobrol dengannya aku rela tidur dilantai. Aku mengungsi dari kamarku
ke kamar ella. Hanya untuk 1 malam ini. Dan hanya umtuk menanyakan hal konyol
itu lagi.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar