Laman

Senin, 31 Juli 2017

Janji

Ada deretan aksara di matamu
Terlihat indah saat tersusun
Membentuk ornamen rindu
Untuk dia sang pemberi ruang
Bukan untuk aku yang terpaku bisu

Ada deretan angka di pikiranmu
Terlihat bertebaran tanpa arah
Hanya jumpa empat angka
Dan itu adalah kemenanganmu dengannya

Biar aku tetap bungkam
Namun hati masih bergejolak
Biar mimipiku pernah hilang
Tapi mentari punya janji kembali

.
.
.
.


Alkisah.....
My inspiration febriyanti (bee)  teteh kece.  Tulisan beliaulah yang memacu saya ingin menulis. Menulis tentang keluh kesah,  atau apapun itu.  Jika kalian belum mengenal (tentu saja belum).  Tapi tulisan beliau masih bisa dilihat di intuisi-me.blogspot.com

Beliau memang sedang mengalami writers block kali ya...  Hehe maklum ada si kecil...  Tapi sejujurnya tulisan teteh lah yang pernah menggetarkan jiwaku untuk menjadi penulis... 

#tugas_6
#KFODOP
#ONEDAYONEPOST

WRITERS BLOCK ??? KENAPA YA??

Tantangan kali ini tentang cara menghadapi writers block.  Sejujurnya saya bahkan sedang mengalami ini.  Dulu pernah saya posting bagaimana cara menghadapi writers block.  Tapi otak saya terlalu malas menjalankan apa yang sudah saya tulis. 

Begini,  akhir-akhir ini saya banyak menemukan kesibukan yang luar biasa hebat.  Bukan kesibukan si,  tapi ada sesuatu hal yang sedang menarik perhatian. 

Serangan writers block ini dimulai sejak kira-kira satu Bulan yang lalu,  saat hati sedang gundah akibat seseorang yang memberikan harapan palsu.  Tentang sebuah janji yang belum waktunya tetlaksana tapi sudah terucap.  Nah,  santai ini hanya masalah dunia.  Dan bukan tentang lawan jenis atau sejenisnya ya.... Please jangan di samping q sambungkan dengan yang satu itu haha... 

Bagaimana si,  cara keluar dari writers block?  Gampang. 
Caranya hanya satu.  Bagi saya memang begitu.  Hanya satu.  Tapi buntutnya utu loh panjang.... 

Caranya adalah.... 
       *PEKA*
Yahud, pertama pekalah terhadap sekitar anda.  Karena disekitar anda banyak benda yang ingin diperhatikan.  Dan ini bisa digunakan sebagai bahan tulisan loh.  Ide gila,  biasanya saya sebut begitu...

Oke kedua,  pekalah terhadap buku yang telah kalian baca.  Secara tak sadar,  dalam setiap cerita dari buku yang kalian baca akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru,  dan jika kalian semakin peka,  maka akan keluarlah pertanyaan itu menjelma aksara.  Etdah,  iya aksara setelah ditulis alias ide baru yang siap menusuk kertas putih tak bernoda... 

Ketiga,  pekalah terhadap syair.  Hehe syair itu Indah.  Meskipun sejujurnya butuh kekuatan khusus untuk memahaminya.  Terkadang.  Apalagi syair lama.  Tapi jangan khawatir segalanya memang butuh proses kok.

Sekian dulu ya...  Intinya kalau mau keluar dari writers block.... 
Peka deh terhadap sekitar ^^

jadi writers block itu kenapa??  Karena lagi malas dan ngga peka hahaha

#tugas5 #KF_ODOP
#ONEDAYONEPOST
#WRITERSBLOCK
#BANYAKBACAAJADEH

Jumat, 21 Juli 2017

Bukan (penyesalan)

Seraut wajah terlihat samar di balik kepulan asap.  Wajah ayu milik seorang wanita dengan mata tertuju keluar jendela.  Dua gelas coklat panas di hadapannya masih mengepul.  Aku hanya duduk sambil sesekali menyesap kopi susu di hadapanku. 

"Kamu pasti bahagia ya??," tanya wanita itu.  Tangannya mengaduk coklat yang mulai mengendap untuk kemudian diteguk .  Nafasnya terdengar menderu menikmati coklat dengan tambahan gula ekstra. 

"Selama rasa syukur tak pernah hilang pasti masih bahagia," jawabku. 

Kini terlihat hatinya tengah mendung, dari matanya yang sendu,  genangan air di pelupuk matanya terlihat makin berat dan akhirnya tercipta air terjun pada tebing pipi. Membuatnya semakin licin untuk disentuh.

"Untung dulu kamu pergi,  jadi keluargamu tidak akan menanggung malu akibat semua ini.  Aku pergi disaat yang tepat bukan? Sekarang pasti wanita itu hidup bahagia denganmu," ucapnya.  Gadis itu tertunduk dalam.

Aku ragu, bahkan tangan ini tak lagi bisa menyentuh pipinya.  Hanya sekadar tatapan iba dan hati yang terus saja gelisah dengan Mata yang tak lagi bersahabat, tapi genangan air segera ku tepis agar tak pernah jatuh.  Karena seorang lelaki harus bisa menjaga ketangguhannya. 

"Keluargaku berantakan,  ibu dianggap sebagai perebut suami orang. Adik perempuan dianggap menjadi wanita yang tak punya akhlak,  adik kecilku dianggap bodoh tak bisa berbuat apapun.  Para lelaki silih berganti mempermainkan ibu.  Lantas aku ditinggal kekasih menikah.  Apa memang ujian ini harus dijalani.  Ah,  aku tahu setiap lelaki pastilah sudah jijik melihat keluargaku," ujar wanita itu. Bahunya yang semula tegap sekarang mulai mengendur kembali bersandar pada bahu kursi. 

"Sudah lah,  kamu pasti bisa menyelesaikan semua itu.  Aku pergi karena itu pilihanmu.  Sekarang aku bahkan tak bisa membantu banyak, kecuali hanya sebagai teman," ucapku tenang.  Kuletakkan tangan diatas meja,  genggaman erat jemari tak ingin lepas dari gelas susu yang suhunya mulai turun. Mata gadis itu masih asyik menyaksikan tumpahan air dari langit,  gemerciknya seolah menjadi melodi sendu puisi curhatnya dalam hati. 

Dia bahkan tak pernah tahu bahwa lelaki di hadapannya pernah terluka hatinya karena keputusannya. Sekarang aku melayang di dalam dunia imajinasi.  Dunia yang pernah kita isi bersama lantas kulanjutkan hanya dengan imajinasi atas bayanganmu.

"Kau terus menatapku... Akuilah, kau masih merindukanku bukan?,"tanya wanita itu. Aku melempar pandangan sekenanya.  Tentu saja, Hana,  meski bibir ini tak akan mengakuinya,   aku bersumpah kau tak akan salah menerka.

Selasa, 18 Juli 2017

Sajadah




sumber gambar www.google.com/sajadah/


“Apa susahya tinggal tanda tangan di kertas itu” Suara sosok lelaki menggema dalam ruangan 4x4, menggetarkan hati bahkan merusak pikiran wanita dengan panggilan Sri.  Tangan Sri gemetar memegang pena diatas kertas berisi perjanjian mengerikan.  

“Kenapa kamu tega melakukan hal ini?” Sri hanya sanggup berkata lirih dalam hati.  Sedang lelaki itu terus saja memaksa dan mengancam Sri hingga mata menjadi sumber air melimpah. Seandainya ada seseorang yang bisa menolong Sri saat ini. Tentu saja itu tak pernah ada, bahkan mereka telah meninggalkan Sri sendiri, lalu aku digunakan sebagai alat dalam kejadian ini.

Bayi yang kini ada di gendongan Sri sudah berpindah tangan, menangis seolah mengerti akan dibawa pergi orang asing. Berkali-kali Sri menolak, tapi sayangnya semua sudah terlanjur dan harus diselesaikan. Secara hukum lelaki itu pasti memenangkan hak nya karena pernikahannya dengan Sri hanya secara agama dan tak pernah tercatat dalam negara.

“Semoga hidupmu tidak terlalu menyedihkan tanpa anak-anakmu” lelaki itu menuju pintu rumah dan pergi meninggalkan Sri dengan air mata dan hati yang terluka.  Sri mendekap kakinya erat dan mulutnya mencari celah untuk membiarkan oksigen masuk dalam paru-parunya.

Aku menatapnya lekat saat wajahnya mulai menempel pada tubuhku. Aku tahu di pikirannya adalah masa lalunya bersamaku dan Surya: lelaki kedua yang menikahinya.

Dulu saat dia pertama kali menjadi seorang janda, dia tak pernah terbesit pikiran untuk menikah lagi. Ah namun dugaannya tetu saja salah, buktinya dia menikah setelah satu tahun suaminya meninggal.

“Aku ingin menikahimu, bisakah aku menikah denganmu?” ujar Surya, suaranya begitu gagah, tentu saja dia seorang bujang. sedangkan Sri adalah janda dengan empat anaknya.

“Tapi aku punya tanggungan yang banyak. Aku punya banyak anak, mereka semua membutuhkan biaya. Bukan hanya sekedar biaya untuk makan sehari-hari, tapi aku telah berjanji pada almarhum ayah mereka untuk menyekolahkan mereka hingga selesai sarjana” Jawab Sri dengan tegas. Berdiskusi bersama dengan kakak perempuannya. Lelaki itu bahkan tak berani untuk berbincang empat mata dengan wanita yang belum menjadi mahramnya.

“Menikahlah Sri, agar fitnah yang melekat dalam hidupmu bisa hilang. Menjadi janda tentu tak seenak yang dipikirkan orang. Kita bukanlah penggoda suami orang, tapi terkadang para wanita lebih percaya pada suaminya daripada orang lain, terlebih janda seperti kita. Lihatlah bagaimana saudara tirimu bahkan mengolok-olok kehidupanmu. Hal itu tetap terjadi sekalipun janda seperti kita tak ingin menggoda suami mereka” Sri memeluk kakak nya erat, karena tahu bagaimana kakak nya digunjingkan masyarakat sebagai penggoda suami orang akibat status jandanya dengan wajah yang tentu saja menarik perhatian banyak lelaki.

Dengan persetujuan anak-anaknya Sri akhirnya menikah dengan Surya seorang pemuda yang dikenal dengan kejujuran dan ketulusan hatinya. Dengan alat sholat menjadi mas kawin dalam pernikahan ini. Kebahagiaan Sri jelas terpancar dari wajahnya yang semakin cantik.
“Walah mba Sri alhamdulillah sudah menikah, main-main mba ke rumahku” Ucap adik tiri Sri. Saudara tiri Sri sudah tak pernah cemburu dengan Sri, mereka dengan segera menyapa dan kembali mempercayai Sri.
“Iya dek, oh iya ada kerjaan ngga si buat mas Surya” Sri mencoba mencarikan pekerjaan dengan gaji yang akan mencukupi kebutuhannya dengan anak-anaknya.
“lah, bukannya Mas Surya udah kerja di dinas perindustrian ya mba?” dahinya terlihat mengkerut bahkan kini matanya terlihat memperhatikan penampilan Sri dari atas hingga kaki.
“walah dia di PHK kok dek jadi sekarang ya kerja serabutan aja” Jelas Sri.

Manusia adalah makhluk dengan kepuasan tanpa batas, seandainya kepuasan itu untuk mencapai kebaikan maka akan bahagia hidupnya, namun jika keburukan menjadi kepuasannya maka hanya kehidupan dunia yang membuatnya bahagia. Setiap mulut memiliki tuannya masing-masing sehingga kita wajib menjaga mulut dari kepuasan hal buruk.

Pernikahan mereka tak bisa bertahan lama, karena sikap Sri yang mulai banyak menuntut. Sri tak pernah bersyukur atas rezki yang diberikan suaminya. Dengan paras cantik yang dimiliki Sri, tentu saja banyak lelaki yang mengincar, ingin mengawini Sri. Dan ternyata Sri tak sekuat dan tak sehebat kakak nya. Dengan mudah Sri ditaklukan oleh lelaki beristri dengan harta berlimpah. Saat itu Sri masih mengandung bayi Surya, Surya berangkat merantau namun Sri berselingkuh dengan leleki itu, hingga akhirnya Sri meminta cerai dengan Surya. Setelah anak itu lahir, Bukan hanya itu perbincangan tetangga telah menjadi topik yang membuat api dalam hati Sri menyala, hingga akhirnya perceraian dirasa menjadi keputusan yang tepat.

Dan kini Sri resmi dipersunting oleh seorang lelaki beristri yang tak punya keturunan tanpa izin dari keempat anaknya. Sri begitu menikmati kehidupan mewahnya bergelimang harta sehingga membuatnya lupa akan keempat anaknya. Sri juga telah membohongi Surya mengatakan bahwa anaknya telah meninggal. Karena Sri akan mengurus bayi itu bersama lelaki barunya.

Keempat anaknya mulai tak tahan melihat perilaku Sri yang lebih senang mengejar dunia, dan tak bisa lagi dinasihati, hingga akhirnya satu per satu anaknya pergi meninggalkannya.

“Sri, biarkan saja dia pergi. Lagian dia sudah besar. Dasar anak tak tahu terimakasih. Sudah diurus juga masih melawan orang tua, dasar saja anak kamu itu kurang ajar. Sama saja dengan adik-adiknya” Lelaki itu memaki anak Sri yang pertama.

“Saya pamit pergi kalau memang kalian lebih suka hidup berdua tanpa gangguan kami. Aku juga akan membawa adik-adikku pergi” Anak pertama Sri mengancam, matanya memerah jemarinya menggenggam erat.

Entah pagi atau sore, sekarang Sri tak pernah tahu kabar anak-anaknya, hingga akhirnya lelaki itu berubah, pun begitu dengan istrinya. Bayi Sri dengan Surya lebih sering diajak ke rumah istri tuanya.

 “Sri, kasihan Fira dia kan mau sekolah, jelas saja dia butuh akta kelahiran dan kartu keluarga, kita kan belum menikah secara resmi, gimana kalau Fira masuk saja dalam kartu keluargaku”

“begitu ya Mas, iya juga si kasihan juga dia ya. Yasudah mas, diatur saja sama Mas, aku percaya sama mas”

Sri menyerahkan semua kehiduoannya pada lelaki itu, bahakan dia telah merelakan anak-anaknya demi suami barunya. Tanpa Sri sadari bencana telah menimpa dirinya.
“Assalamualaikum…. Sri buka pintunya”
“Waalaikumsalam, kamu ngga bisa ambil Fira dari aku, dia anakku dengan as Surya”
“Sayangnya dia sudah menjadi hak ku Sri, dalam catatan negara pun dia adalah anak sah milik aku dan Ningsih. Bukan kamu Sri. Dan sekarang kamu harus menandatangani surat ini. Perjanjian bahwa kamu tidak akan menemui Fira lagi”

“Apa maksud kamu mas, jadi ini rencana kamu setelah menikahi aku dan memisahkan aku dengan anak-anakku”

“Apa susahya tinggal tanda tangan di kertas itu” Suara sosok lelaki menggema dalam ruangan 4x4, menggetarkan hati bahkan merusak pikiran wanita dengan panggilan Sri.  Tangan Sri gemetar memegang pena diatas kertas berisi perjanjian mengerikan.  

“Kenapa kamu tega melakukan hal ini?” Sri hanya sanggup berkata lirih dalam hati.  Sedang lelaki itu terus saja memaksa dan mengancam Sri hingga mata menjadi sumber air melimpah. Seandainya ada seseorang yang bisa menolong Sri saat ini. Tentu saja itu tak pernah ada, bahkan mereka telah meninggalkan Sri sendiri, lalu aku digunakan sebagai alat dalam kejadian ini.

Aku adalah sajadah mas kawin Sri dengan Surya, tapi aku pun tak bisa berbuat apa-apa saat tubuhku sempurna melilit di wajah Sri menutupi hidungnya. Kini aku sudah merasakan napas Sri hanya tinggal sepenggal dua penggal. Aku pernah menyelamatkannya dari fitnah keji masyarakan penggunjing, tapi aku juga telah menjadi pembunuh paing keji di sisa hidup Sri.

#TantanganKelasFiksi1
#TantanganODOP

5 sebab tercipta "Bullying"



Penindasan / Bullying 

Seperti yang kita ketahui di era modern saat ini dimana teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hampir dipastikan setiap manusia tak bisa hidup tanpa teknologi. Apa hubungannya dengan penindasan yang marak terjadi dilingkungan pendidikan yang merupakan salah satu lingkungan pembentukan karakter siswa.

Jumat, 14 Juli 2017 sekitar puku 13.30 WIB terjadai kejadian mengerikan yang melibatkan siswa-siswi SMP, peristiwa yang disebut sebagai penindasan atau bahasa kerennya pem-bully-an. Siapa si yang ingin di-bully? yah, pastinya tidak ada. tapi terkadang keadaanlah yang membuat kita di-bully.

Sebenarnya di era modern ini penindasan marak sekali terjadi, terkadang niatnya bercanda tapi hasil bercanda itu ada kalanya menyakiti seseorang, sehingga membuat mentalnya menjadi buruk.

Bercerita kebelakang, dulu saat saya duduk dibangku SD bulliying pun pernah saya dapatkan, hanya saja saya adalah orang yang suka ngadu, jadi sekalinya dibully saya langsung lapor ke ayah ataupun kakak syaa yang saat itu menjadi kakak kelas dua tahun diatas saya. Penindasan itu saya dapatkan karena tidak punyanya prinsip yang kuat yang saya miliki, sehingga memudahkan orang lain mengolok bahkan menindas.

Apa sebab teradinya pembullyan?
pertama, Mental anak yang buruk akibat keluarga.  Ada apa dengan mental anak? Terbentuknya mental yang baik tentu saja terjadi karena adanya dukungan, didikan serta keharmonisan keluarga. Untuk itu perlu diperhatikan lagi, bagaimana keluarga mendidik anak-anak. Jika ketiga aspek itu tidak ernah didapatkan anak, maka akibatnya anak akan cenderung memiiki sikap minder atau tidak percaya diri sehingga bisa menjadai korban pembully an teman-temannya.

Kedua, Mental anak yang buruk akibat teknologi. Perkembangan teknologi seharusnya disertai dengan kemajuan bangsa dan sumber daya manusianya. Namun ternyata bagi sebagian negara yang belum sanggup menjalankan kemajuan teknologi akan membahayakan pengguna teknologi: sumber daya manusia. Bagaimana tidak anak yang seharusnya asyik bermain dengan teman satu kompleksnya atau satu desanya, kini lebih memilih diam di rumah lantas membuka gadget dan bermain layaknya anak autis. Sehingga ketika dia berada di luar rumah akan membuatnya takut bertemu teman-temannya yang kemudian teman-temannya akan menindasnya sesuka hati.

Tidak hanya itu, jika dilihat dari berbagai acara televisi yang semakin banak menciptakan adegan pembully an sehingga akan memberikan contoh pada anak-anak.

Ketiga, Mental anak yang rusak akibat protect berlebihan orang tua. Di dunia ini pasti ada orang tua yang memaksa anaknya atas kemauannya, sehingga anak bahkan tidak lagi dapat memilih apa yang ingin dilakukannya, hal ini juga akan berakibat buruk bagi anak, karena tekanan yang diberikan orang tua, sehingga membuatnya menjadi anak yang pendiam lalu dia akan dengan mudah ditindas teman yang lainnya.

Keempat, Hilangnya perhatian orang tua. Perhatian yang tentunya dinantikan anak harus didapatkannya dalam rentang usia yang pas. Sehingga anak akan lebih terbuka dan percaya pada orang tuanya, so dengan begitu anak akan dengan siap menceritakan kisah apapun yang dilaluinya di sekolah. Bayangkan jika perhatian ini hilang, maka dapat dipastikan anak akan mencari perhatian pada orang lain, yang itu bisa berupa suatu tindakan yang tidak diharapkan kepada temannya yang dirasa lebih lemah darinya.

Kelima, pendidikan bukan lagi menjadi sarana mendidik, tapi hanya mengajar. Seperti yang saya lihat disekitar lampung, meskipun tidak semuanya tentu. Guru era modern kebanyakan hanya mementingkan bagaimana mereka bisa mendapatkan gaji dengan hanya kerja tanpa lelah. Sehingga guru yang tadinya di amanahkan menjadi seorang pendidik, kini telah berubah menjadi seorang pengajar. Hanya mengajar mata pelajaran tidak sampai mendidik muridnya. Sehingga perhatian yang seharusnya bisa di dapatkan anak di sekolah kini telah musnah. So, harapan yang sebelumnya muncul jika orang tua sibuk dan tak sempat, sekarang tak seorang pun bisa mendidik anaknya, sehingga terkadang muncullah para pembuly kelas kakap.

Miris saja melihat anak SMP dengan beraninya melakukan tindakan pembully an dengan temannya, padahal usianya masih tergolong sangat kecil. Ini akibat hilangnya perhatian orang tua pastinya, sehingga para pembully dengan agung melaksanakan pembullyan terhadap temannya yang pastinya memiliki mental yang sangat ciut.

Lebih menyayangkan lagi peristiwa pembullyan yang terjadi pada mahasiswa gunadharma, ini lebih aneh lagi. Seorang mahasiswa yang seharusnya bahkan presiden pun takut jika di demo, lah malah membully temannya yang lemah.

Tugas kita sebagai seorang yang masih diberi hati yang dilindungi Allah, maka kita harus melindungi para korban bullying bayangkan jika kita ataupun anak kita bisa menghapus peristiwa bullying ini alangkah indahnya kebersamaan yang akan kita dapatkan dan tidak ada lagi orang-orang yang frustasi akibat bullying.

#TantanganNonFiksi1
#TantanganODOP