Workshop menulis ini diadakan oleh komunitas pemuda
PKS bersama dengan pemateri-pemateri yang luar biasa dari negeri literasi
lampung. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk mengikuti workshop ini. Bagaimanapun
awalnya saya adalah peserta yang ditolak saat mendaftar, karena kuota sudah
penuh. Tapi ini lah yang dikatakan rezeki dari Allah yang juga menjadi takdir
jalan kehidupan yang telah tertulis. Seorang admin mengabari adanya kuota
tambahan. Alhamdulillah saya masih bisa mengikuti workshop ini dan semoga
membawa manfaat. Hari minggu, 30 April 2017 pukul 08.00 WIB. Saya sudah sampai
di secret garden, yang merupakan tempat tongkrongan baru dan menjadi tempat
pertemuan workshop kepenulisan. sesampainya di sana saya disuguhkan dengan
pemandangan luar biasa repotnya panitia menyipkan tempat. Saya yang datang
seorang diri akhirnya memberanikan diri bertanya kepada salah seorang panitia.
“Maaf kak, ini benar acara workshop kepenulisan itu
kan?” kataku.
“Oh iya, sebentar ya mba, panitianya sedang
bersiap-siap. Tunggu dulu ya” ujarnya.
Setelah puas mendapatkan jawaban itu, akhirnya saya
memutuskan untuk duduk santai dan saya pun disuguhkan pemandangan unik sebuah
bangku dengan background tumbuhan hijau. Imajinasi saya pun liar lari
kemana-mana, seperti inilah bentuknya.
Aha, pukul delapan lewat, entah lewat berapa. Seluruh peserta
yang sudah menunggu diminta mengisi daftar hadir di meja registrasi untuk
kemudian memasuki ruang workshop yang ada di lantai dua ruang VIP secret
Garden. Hah, ruangannya ber-AC alhamdulillah, insyaAllah nyaman selama proses
workshop berlangsung. Kurang lebih seperti inilah ruangan workshopnya.
Beberapa menit berlalu, para pemateri pun sudah hadir,
bagitupun dengan peserta yang mulai mengisi bangku-bangku kosong. Terlihat di
depan ada Kak Suwanda selaku ketua FLP Lampung, ibu Sri Rahayu atau yang lebih
akrab disebut dengan Umi Naqiyyah Syam selaku founder Tapis Blogger, Kak Izzah
Annisa yang merupakan penulis cerita anak dan ada Mas Ikhsan pemilik Aura
Publishing.
Materi pertama disampaikan oleh kak Suwanda, saya lupa
banyak materinya nih hehe. Malah saya ingat kata-kata moderatornya begini
kurang lebih. “Pembaca yang luar biasa adalah pembaca yang membunuh penulisnya”
wuuh, ini adalah kalimat yang membuat saya semangat membaca buku tiga kali
hehe. Pertama saya membaca sebagai pembaca, kedua saya membaca sebagai murid,
ketiga saya membaca sebagai penulis, hingga akhirnya saya siap menjadi
pembunuh.
Inti dari materi kak Suwanda yang saya tangkap adalah
Apa mitivasi terbesar menulis yang kamu miliki?
Jeng, jeng… seketika hati saya bergetar hebat
mendengar pertanyaan ini, lantas hati kecil saya berlarian, bingung mencari
jawaban.
Setelah 28 hari saya berpikir saya menemukan jawaban
terbaik, yaitu menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang banyak.
berikut sesi poto kak Suwanda yang sedang memaparkan materi
sumber : Ig tapis blogger
Materi kedua disampaikan oleh Umi Naqiyyah Syam. Salam
rindu nih untuk guru jurnalisku saat SMP. Banyak sekali catatan yang masih
terngiang di memori. Umi Naqiy menjelaskan tentang blog. Pertama adalah tentang
membranding diri, wah saya sangat antusias nih dengan materi ini, hinga
akhirnya saya mendapat branding “Smart Writer” itupun saya masih ragu
mengaplikasikannya, tapi tak ada salahnya. Karena dengan berani membranding
diri maka saya akan selalu berusaha mewujudkan apa yang telah saya brandingkan
pada diri saya. Yah hitung-hitung sebagai motivasi gitu.
Ada yang penting nih tentang blog, agar banyak
pengunjung kita harus memperhatikan bahwa “konten is King”. Kita harus mengisi
blog kita dengan informasi yang dibutuhkan masyarakat bisa tentang berbagi
pengalaman, membantu menyelesaikan masalah, berbagi tips dan tutorial, hiburan
dan informasi aktual. Wah pasti blog kita ramai dikunjungi nih kalau sudah
isinya bnyak manfaatnya.
berikut adalah potret mamarazi saat Umi Naqiy menyampaikan materi
Materi ketiga disampaikan oleh kak Izzah Annisa, wah
wah baru kali ini saya sharing langsng dengan penulis cerita anak, sejujurnya
sudah lam sekali saya tidak membaca cerita anak, tapi setelah sharing bersama
akhirnya saya memutuskan membaca buki cerita anak. Karena dengan cerita anak
pun ternyata saya bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk generasi
penerus bangsa ini.
Kak Izza mengatakan bahwa dongeng itu luas, semua bisa
menjadi tokoh.
Pemateri terakhir adalah Kak Ikhsan pemilik Aura
Publishing nih. Materi dari beliau cukup simpel dan sangat membangkitkan
motivasi saya untuk menyebar luaskan karya ke media cetak. Beliau memberikan
informasi tentang perbedaan penerbit mayor dan indie ada kekurangan dan
kelebihannya juga.
Akhirnya sesi pemberian materi pada kelas workshop
kepenulisan telah usai. saatnya istirahat dan melihat sekeliling Secret Garden.
Tak berbekas jika workshop kepenulis tidak ditindak lanjuti, kita tidak pernah
tahu seberapa besar otak kita memahami materi jika tidak dilakukan ujian. Setelah
istirahat selesai, para peserta diminta untuk kembali ke ruang workshop. Ternyata,
ujian dimulai. Seluruh peserta diberikan kebebasan memilih kelas, dan aku pasti
memilih kelas fiksi. Akhirnya para panitia memberikan tugas menulis fiksi
berdasarkan gambar sate. Yah, saat itu jujur saja saya bingung mau nulis apa. Akhirnya
saya menghasilkan sebuah karya dengan judul “Lima Menit yang Lalu”. Tapi saya
lupa apa yang telah saya tuliskan di kertas polio itu.
ini adalah saat ujian dimulai hehe.
Sumber: Ig Izzah Annisa
Diakhir acara selalu dan selalu sesi poto-poto menjadi
suatu syarat pamitan hehe. Ya begitulah sayangny tidak ada poto yang terekam
di ponselku.
Apa yang membuatku senang adalah, adanya group
whatsapp yang akan menjaga dan membantu alumni workshop kepenulisan dalam
membuat tulisan yang keren-keren nih. Di sini kami diajarkan banyak hal.
Alhamdulillah, terimakasih komunitas pemuda PKS yang sudah rela membuat acara
sedemikian keren hingga ada tindak lanjutnya. Ini sangat bermanfaat bagi saya
yang bercita-cita memiliki karya seabreg dengan manfaat yang berlebih di
dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar