“Hayoo…. Siapa tadi?” Ella
terkejut, bibirnya pucat, mungkin dia piker aku ini Riza(si pelapor ustadzah
itu)
“Ara, kamu bisa tidak, jangan
buat orang kaget haaa!!”
“lagi-lagi dimarahi? Haduuuh…”
aku menekuk bibirku, ella memang begitu sikapnya “Menyebalkan”. Tapi tetap saja
dia adalah teman terbaikku, aku tahu itu tanpa dimintapun Ella sigap
menceritakan pengalamannya 10 menit lalu.
“Ara, kak Ari sudah menerimanya”
muka ella yang selalu memerah ketika mulai bicara tentang si abang muka
pas-pasan itu (Ari).
“apa yang kau berikan padanya ?”
tanyaku semakin penasaran , namun saat itu entah mengapa wajah Ella tertunduk
,mungkin dia malu(tapi tidak mungkin), mungkin takut (tapi apa yang
ditakutinya), atau hanya sebuah ekspresi perasaan bahagia nya?...
Suara lirih itu perlahan mulai
terdengar “ aku memberiya jam tangan, untuk hadiah dan ku katakan bahwa jam itu
adalah hadiah kelulusan untuk nya “ muka ella bahagaia sekali saat menceritakan
hal itu .
“lalu bagaimana responnya?”
“dia menerimanya, bahkan dia
langsung memakainya, kamu tahu ra apa yang dikatakannya padaku ?,”
“hmmmmm… tidak aku tidak tahu “
aku menghela nafas
“ahhh araaa….!!”
Ya benar kan tapi, aku memang tak
mendengarkan obrolan kalian?” aku tertawa meledek Ella yang sedang dimabuk
asmara
“iya juga si ra, ahh lupakan
saja, tadi kata kak ari gini ra, “terimakasih ya la hadiahnya, belajar yang
tekun, lanjutkan hafalannya, lulus dengan nilai baik, dan jaga diri baik-baik
ya “. Aku senang sekali la dengan kata kata itu “
“waaah itu nasihat darinya ?”
tanyaku penasaran
“iya ra, aku semakin tak mengerti
atas sikapnya itu “ ella mulai berpikir tentang ari yang juga menyuka padanya
“ ya sudah la biarkan saja,
selama kamu masih bias menjaga hati dan pikiran mu itu . nasihatnya boleh kau
simpan sebagai motivasi belajarmu saat dia sudah tidak lagi di sini”
Percakapan kami berhenti saat
matahri mualai bergerak 30° kearah barat, dan
kami mulai beranjak kembali ke asrama.
***
Langit berselimutkan jingga yang
indah , elok dilihat mata. Ingat bukan ada pepatah yang mengatakan “ setiap
pertemuan pastilah ada perpisahannya” dan inilah perpisahanku dengan teman
baikku, teman yang masih saja menyimpan rasa untuk pujaan hatinya , teman yang
cinta sejatinya tak terkalahkan oleh romeo dan Juliet, teman yang selalu
sedikit ceria walau saat hatinya sedang hancur diluluhlantakkan oleh perasaannya
sendiri. Teman yang hampir terbunuh oleh cintanya sendiri. Tapi tetaplah bagiku
dia adalah teman yang hebat dan dia adalah “ inspiring ladies” hahaha….
Tiba-tiba ada Sosok laki-laki
dengan badan tegap, tampan. langkah kakinya yang menghentikan lamunanku .
laki-laki itu adalah ayahku yang tengah menjemputku. Hati ini memang tak bisa
dibohongi . gelisah itu pasti takut itu tentu , tapi bukankah semua itu tetap
akan indah ketika dijalani dengan ridho NYA.
Aku mulai memasuki kamar untuk berpamitan
pulang, membawa barang-barangku yang akan aku bawa pulang, membawa kenangan,
kenagangan pahit, kenangan indah dan semua kejadian-kejadian.
Saat itu teman terbaikku sedang
pergi mengantar ustadzah kami yang sedang sakit ke bidan untuk diperiksa. Hal ini lah yang membuatku sedih.
Karena aku tak sempat berpamitan untuk teman terbaikku, baiklah ini bukan lah
pertemuan akhir ini hanyalah sebuah penundaan persahabatan jadi jangan pernah
khawatir tentang saat dimana kau tak lagi dapat melihatnya. Karena aku percaya
dengan kehendaknya pastilah aku akan bertemu.
Perpisahan yang singkat,tak
sampai sempat hanya mengatakan kata “ Sampai Jumpa kembali “, Hilang begitu
saja tanpa ada kata dan lambaian tangan. Entah kemana arah mereka pergi , yang
pasti satu, mereka semua mengejar cita-cita mereka, impian mereka. Sama seperti
aku yang sudah mulai merancang jalan kehidupan yang nantinya akan aku jalani.
Aku mulai menata kehidupan baru, muali beradaptasi dengan teman baru,
lingkungan baru, masyarakat yang belum banyak kita kenal.
Aku mulai menginjakkan kaki di
Sekolah menengah atas. Lalu bagaimana dengan kabar temanku Ella?
Entahlah, sampai saat ini pun aku
belum pernah mendengar kabar darinya , aku pun tak peranah bertemu ataupun
meluangkan sedikit waktu untuk mengunjunginya . semua itu bukan karena jarak
yang jauh , tapi kerena komunikasi yang tidak terjaga. Bahkan ketika jarak
antar tempat tinggal di SMA dengan asrama ella dihitung hanya mencapai 1 km.
aku sanagat merindukannya, rindu melakukan hal-hal konyol , menanti adzan
magrib di tepi sungai. Menikmati indahnya senja bermain air, bersama-sama
ketika dipanggil di ruang kepala sekolah, entahlah, meskipun itu bukan hal yang
baik untuk dilakukan tapi aku dan Ella acapkali melakukannya , kabur dari
asrama hanya untuk 1 mangkok mie ayam favorit kami. Tapi waktu tetaplah waktu ,
waktu tetaplah akan berjalan maju, bukan berjalan mundur dan bahkan bisa di
pause. tetaplah meyakin karena semua
yang kami lakukan sekarang ini adalah yang terbaik untuk kami. Karena setiap
peristiwa pastilah akan ada hikmah dibalik semua itu.
Dulu aku pernah dating ke sekolah untuk mengambil ijazah dan sekedar
bersilaturrahmi kepada guru-guru di sekolah, namun saat itu aku tidak menemukan
Ella disekolah, ketika bertemu dengan amah fitri, bendahara sekolah sekaligus
pengurus di asrama putri 2. Aku menanyakan kabar Ella, dan ternyata memang saat
itu Ella sedang izin tidak sekolah karena ada acara di keluarganya,yah dengan
hati kecewa hari ini usaha plus-plus ku untuk bertemu Ella batal total, dan
akhirnya aku memutuskan untuk menitipkan salam, dan hanya salam yang dapat aku
berikan kali ini. Walaupun hanya salam tetap saja aku senang bias bersua dengan
para guru-guru yang dulu pernah juga memarahiku karena tindakan cerobohku.
Aku masih saja berharap dapat bertemu dengan Ella kembali, dapat
berbincang satu sama lain, dan satu hal yang sangat aku inginkan adalah menanyakan
pada ella “Apakah kau masih menunggunya?” itulah pertanyaan yang sangat ingin
ku ketahui jawabannya. Aku berharap perasaan itu sudah hilang, agar Ella dapat
focus untuk persiapan Ujian Nasionalnya. Tapi entahlah, semua rasa itu
datangnya dari yang maha Cinta dan yang maha memberikan perasaan. Kita sebagai
manusia hanya bias menjaganya dan menutupinya hingga waktu yang terbaik akan
datang seiring berjalannya waktu.
Bersambung .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar