Pada mata yang semakin rabun
Dan pada kulit yang mengeriput
Pada kepikunan yang meraja
Disana aku mendapat Cinta
Dan pada kulit yang mengeriput
Pada kepikunan yang meraja
Disana aku mendapat Cinta
Segelintir rasa sesak memenuhi ruang
Saat kulihat kau terbaring lemah
Ada sungai yang mengalir di pipimu
Saat melihatku kembali selamat
Saat kulihat kau terbaring lemah
Ada sungai yang mengalir di pipimu
Saat melihatku kembali selamat
Pada malam sejuta bintang
Banyak kata yang terucap
Seperti penuh atas harap
Banyak kata yang terucap
Seperti penuh atas harap
Lagi
Kutatap matamu yang merabun
Kusentuh kulitmu yang keriput
Kau balas dengan sentuhan ubun-ubun
Hatiku berdesir
Sedang Bulan sabit terbit di bibirku
Kutatap matamu yang merabun
Kusentuh kulitmu yang keriput
Kau balas dengan sentuhan ubun-ubun
Hatiku berdesir
Sedang Bulan sabit terbit di bibirku
Meskipun kini kulitmu keriput
Matamu merabun
Tapi kau tetaplah bidadari ku
Ibu....
Matamu merabun
Tapi kau tetaplah bidadari ku
Ibu....
Jadi terharu
BalasHapusAKu juga terharu baca puisi ini.
BalasHapusIbu adalah bidadari kita :)
makasih loh mba novriana dan mba ane hiihiih
Hapus