Laman

Rabu, 28 Maret 2018

Teliti sesudah melakukan Transaksi



Ini adalah kejadian yang sangat mengejutkan. Pagi-pagi si ibu telpon saat jam pelajaran dimulai.
“Kak, uang pajak tahun kemarin ngga dibayarkan ya?”
“what???” tentu aku sangat terkejut mendengar kabar itu. Katanya uang pajak tahun 2017 tidak dibayarkan dan terakhir bayar pajak tahun 2016. Tanpa ragu ibu langsung tutup telponnya, sedangkan aku yang khawatir keadaan ibu dan ngga mau salah karena memang uang pajak motor sudah kubayarkan pada tahun 2017 bulan maret, akirnya ku telpon ulang ibu, tapi tak diangkat-angkat.
Ingat banget aku. Waktu itu aku sendirian ke kantor samsat untuk bayar pajak motor, terus dimarah-marah gegara tanya ini itu. Lah aku agak heran aku nanya di marahin giliran aku nulis ada yang salah dimarahin juga. Sudah pakai alasan ngga tahu, malah dibilang begini “makanya mba kalau ngga tahu itu nanya” wallah waallah lah tadi aku nanya dimarah ya dah ngga mau nanya lagi. Ah sudahlah mungkin bapak penjaganya lagi sendi, atau habis ditinggal istrinya. Sudah ah ngga mau bahas masa lalu karena itu berat.

Back to bayar pajak. Akhirnya ibu telpon lagi dan dalam keadaan nangis. Bayangkan siapa anak yang tega lihat ibunya nangis. I think nothing.

“terus gimana bu?”
“bunda merasa di dzoliimi kalau begini, udah tadi dimarah-marah udah gitu syok lihat kalau ternyata kena denda. Memang sampean ngga periksa lagi kak? habis bayar pajaknya?”
“ngga bu, pikirku namnaya udah dikasih stnknya berarti sudah semuanya. Aku ngga tahu. Terus bayar berapa jadinya?”
“450.000”
“ya Allah kok banyak banget? maaf ya bu gegara aku ngga periksa lagi”
“yaudahlah ngga apa-apa, sudah terlanjur. Buat pembelajaran aja, besok lagi diperiksa dulu. Yaudah ibu mau balik ke kampus”
“yaudah iya bu”

Kurang lebih begitu percakapanku di telpon dengan ibu. What the Hell?  Untuk pembelajaran saja si, kalau habis melakukan transaksi harap diteliti kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar