Laman

Minggu, 12 Februari 2017

Tutup auratmu

"Nak, setelah sekian lama lihatlah rambutmu lucu sekali, kau terlihat cantik. Lebih cantik dari mama mu" bayangkan mama sedang mengelus rambut ikalmu.
Mama harap nasihat tentang persaudaraan telah kamu laksanakan dengan baik Nak.
Ah iya, Mama tidak akan banyak bicara kali ini. Oh itu tentu akan terjadi, lihatlah mamamu ini sedang menulis, bukan berbicara. Bacalah tulisan-tulisan mama, semua sudah kupersiapkan untuk kalian. Jika teman kalian ingin membaca. Biarkan. Berikan ilmu kehidupan ini untuk mereka juga.
"Berapa sekarang usiamu?"
Mama rasa bangku SD kelas enam sudah cocok untuk mu. Mau ikut ujian nasional ya? Di manapun itu dan kapanpun kamu membaca pesan ini. Berjanjilah untuk selalu mengingatnya.
Ambillah cermin itu, kau terlihat sangat cantik.
Tapi tunggu, Nak. Kecantikanmu itu bisa membawa mama dan papa mu ke surga. Wah, dahimu mengkerut. Apa yang hendak kau tanyakan?
"Bagaimana bisa Ma?"
Pertanyaan bagus anak manis. Rambutmu adalah auratmu Nak, pandailah dalam menjaganya. Jangan biarkan orang lain yang bukan mahrommu melihatnya. Dengan cara itu, maka kecantikanmu akan menjadi surga bagi kami.
"Tapi Ma, aku ngga bisa jadi wanita yang fashionable dong Ma, dan lihatlah Ma, aku sudah menutupi rambutku dengan kerudung ini Ma"
Wah... wah... anakku sudah pandai berdandan ya. Lihatlah kerudungmu Nak, rambutmu terlihat setelah matahari menyinari kerudungmu. Iya, jilbabmu terlalu tipis Nak. Itu akan membuat para lelaki membayangkan seberapa sebenarnya rambutmu. Jangan Nak, sehelai rambutmu saja bisa membawa papa mu tergores api neraka. Mama tahu, akan sulit bagi gadis belia seusiamu untuk berbeda dari yang lain. Nak, mama tidak meminta banyak. Kamu adalah amanah dari Tuhan kado terindah yang pernah mama miliki. Mau kah kamu menjaga hadiah Tuhan ini dengan baik. Setidaknya jagalah dirimu jika aku tak ada. Maka aku percaya. Lihatlah surga ada di depan mataku. Kesholehah-an mu yang membawaku ke sana.
"Ma, aku takut" iya mama tahu, kamu akan merengek membaca nasihat ini. Saat menuliskan ini, tanganku gemetar Nak. Aku takut. Takut kelak tak dapat mendampingimu, maka biarkan kutuliskan semua di sini. Setidaknya kau bisa menutupi auratmu sesuai perintah Allah. Mama menyayangimu, kau adalah hadiah yang sangat berharga, bertaruh nyawa aku membawamu ke dunia. Maka aku hanya ingin kau menjaga auratmu. Tentu kau sudah paham mana auratmu kan?
Mama yakin, papa mu lebih hebat mengajarkan hal itu.
Jangan biarkan sehelai rambutmu yang terlihat, akan menggores kulit mama dan papa di neraka.
Maafkan mama jika terlalu byak menututmu gadis kecilku. Ini semua maa lakukan, karena mama tidak ingin kau terlambat seperti mama, mama ingin kau menjadi lebih baik dibandingkan mama, itulah indikator mama berhasil mendidikmu. dulu seusiamu, mama masih abai. Maka sekarang penyesalan itu datang. Cobalah mengerti, aku bukan sok pintar mengajarimu, sayangnya Tuhan memberikanku kehidupan lebih dulu, sehingga aku mempunyai lebih banyak pengalaman hidup dibandingkan kamu.
Mama tidak ingin kelak kamu menyesal seperti ini. Maka akan kuberikan bocoran ujian ini padamu. Kelak kau akan berhasil menjalani kehidupan yang keras ini.
Tutupi rambut lucumu itu, biarkan hanya mama, papa, adik, kakak, paman dan suamimu kelak yang bisa melihatnya.
Aku menyayangimu, gadis manisku.

1 komentar: