Hari-hari berjalan cukup lancar. Tidak ada cerita tentang
ari dan tentang cinta ella untuk ari. Ella sudah seperti biasa, dia mencoba
untuk menetralisir hatinya mungkin. Ella kembali menjadi ella yang dulu. Tanpa
disadari ini adalah tepat 3 bulan sudah ella mencoba bertanya pada hatinya,
mencoba melupa ari dan perasaan aneh itu. Sore itu aku dan ella yang bertugas
mengambil makan malam, mengambil makanan dari dapur umum ke asrama putri. Sore
itu juga kita bertemu dengan ari pujaan hati ella itu, tapi tetap saja, ella
bersikap seperti biasa, tanpa ada hal-hal aneh yang terjadi saat bertemu dengan
ari. Aku pikir cerita cintanya sudah berakhir dan benar rasa itu hanya rasa
yang sekejap lewat. Rasa yang tidak sengaja lewat dalam hatinya, rasa yang
mungkin hanya ella buat-buat saja. Rasa yang muncul dengan kemauan nafsu
belaka.
Malam semakin gelap jarum jam dinding tepat pada angka
11.15 malam. Saatnya tidur.
"Ara" ella berbisik, saat aku sedang mulai menutup mukaku dengan selimut.
"Ada apa?".aku menjawab pelan sambil berpikir apa mungkin ella akan bercerita tentang kejadian sore tadi saat dia bertemu dengan ari.
"Ara" ella berbisik, saat aku sedang mulai menutup mukaku dengan selimut.
"Ada apa?".aku menjawab pelan sambil berpikir apa mungkin ella akan bercerita tentang kejadian sore tadi saat dia bertemu dengan ari.
"Good night... have a nice dream" ela melihatku
dan mulai menutup mukanya.
Hah? Hanya kata itu yang ingin dia katakan? Kata yang memang setiap malam dia katakan untuk ku. Aku pikir dia akan mengatakan hal lain, atau mungkin bercerita tentang kejadian sore tadi.
Hah? Hanya kata itu yang ingin dia katakan? Kata yang memang setiap malam dia katakan untuk ku. Aku pikir dia akan mengatakan hal lain, atau mungkin bercerita tentang kejadian sore tadi.
Aku memaksakan mataku tidur. Menghilangkan semua pikiran
aneh itu . Pikiran tentang sahabat ku itu. Pikiran tentang akankah sahabatku
tetap berada dalam jeratan cinta itu. Pagi ini matahari belum terlihat
teriknya, mungkin ia sedang marah atau sedih. Awan pun begitu, tak lagi
berwarna putih suci. Malah berwarna hitam sepertinya mereka sedang tak
berbaikan. Enatahlah aku tak peduli tentang hal itu. Yang aku pedulikan
sekarang adalah aku sedang berusaha membersihkan koridor asrama ini. Yang
lantainya masih saja kotor, hari ini jadwal piket ku. Aku dapatkan piket untuk
mengepel lantai tapi karena yang bertugas menyapu sedang sakit, jadi ku pikir tidak
ada salahnya membantu.
Hari ini aku berangkat bersama ella, dan memang begitu
kebiasaan setiap sekolah aku tetap saja berangkat bersama si gendut ini alias
ella temanku. Tapi kali ini berbeda, aku memutuskan untuk bertanya sesuatu yang
sejak semalam ingin aku ketahui jawabannya.
"Bagaimana?kamu masih menyukai ari?" Aku ragu-ragu menanyakan hal itu, takut ella akan tersinggung atau mungkin marah padaku.
"Masih, sampai saat ini ternyata rasa itu masih ada, aku sudah berusaha untuk melupa tentang rasa itu. Sudah berusaha untuk melupa bahwa aku pernah memiliki rasa itu. Aku juga sudah meminta pada hatiku untuk membuang rasa itu jauh-jauh, tapi ternyata masih ada. Dan yang lebih sakit lagi. Aku sudah biasa saja kan sudah menyibukkan diriku dengan berbgai macam kegiatan sekolah, kegiatan asrama, membaca buku saat aku mulai ingat. Menghafal saat sudah mulai tak kuasa menahan rasanya. Tapi apa kenyataannya rasa itu masih ada" ella berusaha menjelaskan semua kejadian yang dialaminya selam hampir 4 bulan menyimpan virus itu.
"Mmmm.... kau masih menyukainya berarti la.tapi jangan biarkan pikiran itu masuk la. Kamu coba dulu untuk melupakannya lagi. Mungkin ini bukan hal yang sulit, karena kamu tahu kan ari sudah bersama dengan riri. Kamu coba lagi untuk melupa ya la,mungkin saja rasa itu ingin singgah sebentar di hati kamu la" aku menjawab dengan perasaan bersalah telah menanyakan hal gila itu.
"Bagaimana?kamu masih menyukai ari?" Aku ragu-ragu menanyakan hal itu, takut ella akan tersinggung atau mungkin marah padaku.
"Masih, sampai saat ini ternyata rasa itu masih ada, aku sudah berusaha untuk melupa tentang rasa itu. Sudah berusaha untuk melupa bahwa aku pernah memiliki rasa itu. Aku juga sudah meminta pada hatiku untuk membuang rasa itu jauh-jauh, tapi ternyata masih ada. Dan yang lebih sakit lagi. Aku sudah biasa saja kan sudah menyibukkan diriku dengan berbgai macam kegiatan sekolah, kegiatan asrama, membaca buku saat aku mulai ingat. Menghafal saat sudah mulai tak kuasa menahan rasanya. Tapi apa kenyataannya rasa itu masih ada" ella berusaha menjelaskan semua kejadian yang dialaminya selam hampir 4 bulan menyimpan virus itu.
"Mmmm.... kau masih menyukainya berarti la.tapi jangan biarkan pikiran itu masuk la. Kamu coba dulu untuk melupakannya lagi. Mungkin ini bukan hal yang sulit, karena kamu tahu kan ari sudah bersama dengan riri. Kamu coba lagi untuk melupa ya la,mungkin saja rasa itu ingin singgah sebentar di hati kamu la" aku menjawab dengan perasaan bersalah telah menanyakan hal gila itu.
" mungkin saja, atau mungkin rasa itu tetap ingin
singgah dihatiku sampai aku tiada nanti" tawa ella kali ini bukanlah tawa
akan bahagia tapi tawa kesedihan karena dia harus menyimpan dalam-dalam rasa
itu.
Inilah ketakutanku, ketakutanku yang benar terjadi
rasa yang ella miliki bukanlah sembarang rasa yang tercipta, sayangnya tulus, bahkan
ketika dia ingin membuangnya tapi kenyataannya dia tak bisa berhenti
membuangnya. Ketika ku coba untuk bertanya " apakah ketika ari menyukaimu,
lalu kau diajak olehnya menjalin pacaran, apakah kau mau la?"
Ella saat itu menjawab dengan semangat " tidak aku tidak akan pernah membiarkan orang yang aku sayang untuk membersamaiku dalam ikatan yang tidak jelas itu. Aku tidak ingin rasa suka dia terhadapku adalah hanya rasa yang sebatas melintas dalam hati. Yang pada kenyataannya bukan itu yang dia rasakan"
Ella saat itu menjawab dengan semangat " tidak aku tidak akan pernah membiarkan orang yang aku sayang untuk membersamaiku dalam ikatan yang tidak jelas itu. Aku tidak ingin rasa suka dia terhadapku adalah hanya rasa yang sebatas melintas dalam hati. Yang pada kenyataannya bukan itu yang dia rasakan"
Ella benar telah masuk kedalam jurang perasaan itu. Tapi
dia tetap saja inginkan untuk keluar , dia hanya ingin rasa suka nya itu pergi
dalam dirinya karena ketakutannya akan membawa pengaruh buruk untuk ari, aku
paham bagaimana ada diposisinya posisi dia mencintai ari yang sejatinya ari
tidak pernah tahu semua itu. Semua rasa itu sempurna tetutup rapat. Entahlah
bagaimana ella melakukan hal bodoh itu. Bahkan sepengetahuanku , belum ada
sosok wanita yang bisa bertahan menutupi kesakitan dalam memendam rasa sukanya
itu. Sangatlah sakit berada dalam posisi ini, terlebih ari telah bersama orang
lain.
***
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar