Laman

Kamis, 05 Januari 2017

Masih Menunggunya 2



Hari-hari berjalan cukup lancar. Tidak ada cerita tentang ari dan tentang cinta ella untuk ari. Ella sudah seperti biasa, dia mencoba untuk menetralisir hatinya mungkin. Ella kembali menjadi ella yang dulu. Tanpa disadari ini adalah tepat 3 bulan sudah ella mencoba bertanya pada hatinya, mencoba melupa ari dan perasaan aneh itu. Sore itu aku dan ella yang bertugas mengambil makan malam, mengambil makanan dari dapur umum ke asrama putri. Sore itu juga kita bertemu dengan ari pujaan hati ella itu, tapi tetap saja, ella bersikap seperti biasa, tanpa ada hal-hal aneh yang terjadi saat bertemu dengan ari. Aku pikir cerita cintanya sudah berakhir dan benar rasa itu hanya rasa yang sekejap lewat. Rasa yang tidak sengaja lewat dalam hatinya, rasa yang mungkin hanya ella buat-buat saja. Rasa yang muncul dengan kemauan nafsu belaka.
Malam semakin gelap jarum jam dinding tepat pada angka 11.15 malam. Saatnya tidur. 
"Ara" ella berbisik, saat aku sedang mulai menutup mukaku dengan selimut. 
"Ada apa?".aku menjawab pelan sambil berpikir apa mungkin ella akan bercerita tentang kejadian sore tadi saat dia bertemu dengan ari.
"Good night... have a nice dream" ela melihatku dan mulai menutup mukanya.
Hah? Hanya kata itu yang ingin dia katakan? Kata yang memang setiap malam dia katakan untuk ku. Aku pikir dia akan mengatakan hal lain, atau mungkin bercerita tentang kejadian sore tadi.
Aku memaksakan mataku tidur. Menghilangkan semua pikiran aneh itu . Pikiran tentang sahabat ku itu. Pikiran tentang akankah sahabatku tetap berada dalam jeratan cinta itu. Pagi ini matahari belum terlihat teriknya, mungkin ia sedang marah atau sedih. Awan pun begitu, tak lagi berwarna putih suci. Malah berwarna hitam sepertinya mereka sedang tak berbaikan. Enatahlah aku tak peduli tentang hal itu. Yang aku pedulikan sekarang adalah aku sedang berusaha membersihkan koridor asrama ini. Yang lantainya masih saja kotor, hari ini jadwal piket ku. Aku dapatkan piket untuk mengepel lantai tapi karena yang bertugas menyapu sedang sakit, jadi ku pikir tidak ada salahnya membantu.
Hari ini aku berangkat bersama ella, dan memang begitu kebiasaan setiap sekolah aku tetap saja berangkat bersama si gendut ini alias ella temanku. Tapi kali ini berbeda, aku memutuskan untuk bertanya sesuatu yang sejak semalam ingin aku ketahui jawabannya. 
"Bagaimana?kamu masih menyukai ari?" Aku ragu-ragu menanyakan hal itu, takut ella akan tersinggung atau mungkin marah padaku.
"Masih, sampai saat ini ternyata rasa itu masih ada, aku sudah berusaha untuk melupa tentang rasa itu. Sudah berusaha untuk melupa bahwa aku pernah memiliki rasa itu. Aku juga sudah meminta pada hatiku untuk membuang rasa itu jauh-jauh, tapi ternyata masih ada. Dan yang lebih sakit lagi. Aku sudah biasa saja kan sudah menyibukkan diriku dengan berbgai macam kegiatan sekolah, kegiatan asrama, membaca buku saat aku mulai ingat. Menghafal saat sudah mulai tak kuasa menahan rasanya. Tapi apa kenyataannya rasa itu masih ada" ella berusaha menjelaskan semua kejadian yang dialaminya selam hampir 4 bulan menyimpan virus itu.
"Mmmm.... kau masih menyukainya berarti la.tapi jangan biarkan pikiran itu masuk la. Kamu coba dulu untuk melupakannya lagi. Mungkin ini bukan hal yang sulit, karena kamu tahu kan ari sudah bersama dengan riri. Kamu coba lagi untuk melupa ya la,mungkin saja rasa itu ingin singgah sebentar di hati kamu la" aku menjawab dengan perasaan bersalah telah menanyakan hal gila itu.
" mungkin saja, atau mungkin rasa itu tetap ingin singgah dihatiku sampai aku tiada nanti" tawa ella kali ini bukanlah tawa akan bahagia tapi tawa kesedihan karena dia harus menyimpan dalam-dalam rasa itu.
Inilah ketakutanku, ketakutanku  yang benar terjadi rasa yang ella miliki bukanlah sembarang rasa yang tercipta, sayangnya tulus, bahkan ketika dia ingin membuangnya tapi kenyataannya dia tak bisa berhenti membuangnya. Ketika ku coba untuk bertanya " apakah ketika ari menyukaimu, lalu kau diajak olehnya menjalin pacaran, apakah kau mau la?" 
Ella saat itu menjawab dengan semangat " tidak aku tidak akan pernah membiarkan orang yang aku sayang untuk membersamaiku dalam ikatan yang tidak jelas itu. Aku tidak ingin rasa suka dia terhadapku adalah hanya rasa yang sebatas melintas dalam hati. Yang pada kenyataannya bukan itu yang dia rasakan"
Ella benar telah masuk kedalam jurang perasaan itu. Tapi dia tetap saja inginkan untuk keluar , dia hanya ingin rasa suka nya itu pergi dalam dirinya karena ketakutannya akan membawa pengaruh buruk untuk ari, aku paham bagaimana ada diposisinya posisi dia mencintai ari yang sejatinya ari tidak pernah tahu semua itu. Semua rasa itu sempurna tetutup rapat. Entahlah bagaimana ella melakukan hal bodoh itu. Bahkan sepengetahuanku , belum ada sosok wanita yang bisa bertahan menutupi kesakitan dalam memendam rasa sukanya itu. Sangatlah sakit berada dalam posisi ini, terlebih ari telah bersama orang lain.

***
Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar