Petualangan ini dimulai saat pukul 23.50 WIB pada 31
Desember 2015 hingga 00.19 WIB pada 1 Januari 2016. Orang-orang menyebutnya
sebagai “Malam tahun baru”. Entahlah ini menyenangkan atau menyedihkan. Bagiku
ini adalah malam panjang yang sangat mengerikan. Malam itu aku yang sedang
sakit tertidur lebih cepat dari jam tidurku yang seharusnya. Pukul 21.00 WIB
pada 31 Desember 2015, aku sudah mulai berpetualang menjelajah alam mimpi,
berharap memiliki mimpi yang indah dalam tidur ini.
oke!! Jangan bertanya apa mimpiku malam itu. Karena
semuanya hilang begitu saja saat aku terbangun mendengar suara-suara mengerikan.
Hei!! Suara apa itu, hingga membuatku terbangun. Aku adalah seorang yang sangat
hobi tidur, seorang yang tak bisa terbangun saat mendengarkan suara-suara
berisik, bahkan ketika ada polisi yang menembak seorang pencuri pun aku tak
mendengar hal itu terjadi. Ketika semua teman-temanku terbangun dan ketakutan,
lalu mereka mengintip di lantai paling atas gedung asrama untuk menyaksikan
proses penangkapan maling, aku hanya terdiam kaku tak mendengar apapun didalam
kamarku. Entah saat itu mungkin aku sedang berpetualang dalam mimpiku.
Jangankan proses penembakan maling dan tembakan peringatannya yang entah berapa
kali polisi menembakkan pistol ke udara. Bahkan ketika jam alarm ku berbunyi
pun aku tak mendengarnya dan ketika ada petir yang menggelegar membuat hampir
semua orang terbangun pun aku tak mendengarnya.
Biasanya saat aku tertidur dan asyik menikmati
petualangan dalam dunia mimpi, maka saat aku terbangun dan melihat kalender,
aku telah terbangun di tanggal yang berbeda dengan tanggal saat aku mulai
tidur. Orang-orang menyebutnya dengan “Hari esok” atau “Besok” atau mungkin di
cerita teletubies dikatakan “Keesoakan harinya”. Tapi malam ini, saat aku tidur
di tanggal 31 Desember 2015 ternyata aku masih terbangun di tanggal yang sama.
Aku terbangun mendengar suara yang aku pikir itu
adalah suara petir yang berkepanjangan. Ah!! Begitu mengerikannya pikiranku.
Bagaimana aku tidak berpikir seperti itu, malam itu ledakan ada dimana-mana.
Malam itu aku terbangun karena kaget mendengar ledakan-ledakan yang silih
berganti. Oke!! Kamu benar tidak hanya satu dua kali aku melewati hal ini. aku
juga pernah menganggap malam tahun baru adalah malam yang sangat menyenangkan.
Aku ingat, saat itu almarhum ayahku pernah mengajakku
untuk menyaksikan indahnya malam tahun baru. Aku yang masih bocah ingusan,
pastilah aku suka melihat kembang yang berwarna-warni meledak di langit gelap.
Menghiasi indahnya malam yang gelap gulita. Saat itu hujan turun tapi aku tetap
bisa menyaksikannya dengan baik dan bibir ternganga. Al-hasil kembang api itu
pernah membuat ku terkagum-kagum dengan keindahannya.
Jangan bertanya tentang terompet!! Sudah kuduga setiap
akhir tahun masehi pasti banyak orang
tua yang membelikan anaknya terompet atau bahkan orang tua itu sendiri yang
menginginkan untuk meniup terompet saat tahun baru itu. Aku tidak menyukainya,
aku pernah memainkannya satu dua kali saat aku masih kecil, tapi saat kakek
memberikan aku nasihat mengerikan tentang hari kiamat, aku sangat membenci
terompet. Oke bukan sangat membenci dalam artian aku memiliki phobia
terhadapnya. Tapi lebih karena aku enggan untuk meniup teropet itu. Kakekku
berkata “Pada hari kiamat, malaikat isrofil memainkan perannya, yaitu meniup
terompet peringatan hari kiamat”. Dan yang ada dalam pikiranku saat itu
bagaimana jika malaikat isrofil tergugah hatinya untuk meniup terompet
bersamaan dengan orang-orang yang memperingati tahun baru. Bagaimana jika
terompet yang dibawa oleh malaikat isrofil ditiup, karena malaikat tersebut
tertegun mendengar suar-suara terompet dari bumi. Maka jika itu terjadi, dunia
akan mengalami kiamat.
Entahlah, aku hanya siswa sekolah dasar saat itu. Tapi
seiring dengan berjalannya waktu aku tumbuh menjadi remaja dan aku tetap
berpikir demikian mengenai terompet, ditambah lagi saat banyak
postingan-postingan di media sosial yang mengatakan “Bagaimana kalau saat tahun
baru, malaikat isrofil yang meniup terompetnya, asyik tidak?”. Aku menghindari melakukan peniupan terompet
itu.
Aku percaya aku tak sendiri, banyak diluar sana orang yang
pasti juga memiliki pendapat yang sama denganku. Terlebih jika menyaksikan usia
bumi yang semakin tua ini, dengan adanya pengikisan moral remaja, angka kriminalitas
yang sangat tinggi dan merajalelanya pejabat-pejabat yang rakus dengan harta
rakyat. Ketidakadilan yang semakin maju pesat di negara-negara berkembang. Atau
bagaimana dengan penipuan antar negara. Semua itu cukup menggambarkan keadaan
akhir zaman yang sangat mengerikan.
Malam saat aku terbangun itu, awalnya aku mendengar
ledakan-ledakan yang mengerikan dimulai pada 31 Desember 2015 pukul 23.50 WIB.
Kupikir itu adalah petir yang sangat panjang, tapi setelah kudengarkan lebih
jelas lagi, tak ada hujan datang saat itu. Selama 7 menit aku mendengarkan
ledakan yang saling sahut dari barat ke timur, timur ke selatan, selatan ke
utara dan utara kembali lagi kebarat. Ah!! Sepertinya dunia ini dipenuhi dengan
ledakan. Bahkan dalam ketakutanku itu aku pikir ini adalah perang, ditambah
lagi dengan tetanggaku yang tiba-tiba berteriak “Perang, perang, perang”. Alangkah
mengerikannya aku mendengar kata-kata itu. Dan ternyata setelah aku memaksakan
bangun dari tempat tidur untuk mengintip pintu ruang tamu, ternyata pintu itu
terbuka. Aku sudah menduganya, pasti adikku yang keluar untuk melihat kembang
yang meledak di langit dengan corak warnanya yang indah.
Aku melangkahkan kaki untuk mematikan lampu kamar
adikku. Karena cahaya lampu itu akan mengganggu mataku saat istirahat.
Keinginanku adalah aku tertidur kembali dengan pulas. Tapi saat aku telah
berbaring diatas kasur dan bersiap untuk menutup mata. Aku mendengar suara
lainnya, aku tak tahu pasti berasal dari mana suara itu. Tapi aku mendengarnya
seperti suara air yang hendak menyerbu dan kupikir itu adalah banjir bandang.
Tapi itu tidak mungkin, dan segera kuhilangkan pikiran itu. Namun pada
pemikiran yang lainnya aku berpikir apakah ada tawuran atau sejenisnya?.
Ternyata itu juga tidak mungkin. Akhirnya aku baru mengerti setelah aku terdiam
kaku dengan mata terbuka karena ketakutan selama 5 menit.
Tepat pada 1 Januari 2016 pukul 00.02, aku
menyadarinya. Itu adalah suara tiupan terompet orang-orang yang merayakan tahun
baru, disertai dengan suara motor yang sedang konvoi. Sungguh malam itu aku
takut, karena malam itu 1 Januari 2016 bertepatan dengan hari jumat. Dan
seperti buku-buku yang pernah kubaca, salah satu tanda hari kiamat adalah
datang pada hari jumat, Wallahua’lam
atas kebenarannya. Tapi hal tersebut jadi membuatku takut dengan apa yang
terjadi pada malam ini. Sungguh, aku berpikir sejauh itu. Aku berpikir tentang
terompet malaikat isrofil, tentang semakin tuanya bumi ini dan tentang
pengikisan moral bangsaku sendiri.
Tapi aku percaya Allah selalu benar dengan firman-firmannya
seperti tertulis di Alquran surah Al-baqarah ayat 216 Yang artinya “Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagikmu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan
kamu tidak mengetahui”.
Aku tidak akan pernah membenci sejadinya kejadian
malam tahun baru. Dan aku juga tidak ingin menyukai sejadinya malam tahun baru
beserta dengan pernak-pernik sperti kembang-kembang yang merekah dengan ledakan
dilangit gelap ataupun terompet-terompet yang membisingkan telinga dan
mengerikan. Aku menganggap semua itu pembelajaran dan peringatan. Dan aku
anggap semua itu sebagai ide dari tulisan-tulisan bermunculan. Jangan pernah
lupa ada hikmah dalam setiap kejadian. Malam itu aku terbangun, jadi aku bisa
sholat dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta “Allah”. Setelah entah
berapa hari aku tak pernah menyapanya dalam sepertiga malam dan hikmah yang
lainnya adalah aku bisa membuat tulisan ini, karena aku sudah hampir 1 bulan
berhenti membuat cerita-cerita pendek atau bahkan hanya sekedar puisi ataupun
pantun.
Setelah usai kutuliskan semua ini, berharap aku akan
tidur nyenyak menunaikan hak atas tubuh yang sedang sakit. Dan mambuka mata dipagi
nanti dengan keadaan segar dan menyenangkan.
Katik tulisannya ngalir, tapi ka fontnya warna putih bikin silaw, hehe apa cmn perasaan iput yaa hihiy
BalasHapuswkwkkwk .. gitu ya put .. maunya ipuut warna apa ?? request dong yang biar bisa kontras gituu puut
BalasHapusKeren mbak.
BalasHapusBlognya rame desainnya.
Terus jaga semangat ini hingga 4 bulan kedepan,